KEPAHIANG,KORANRB.ID - Masih dalam tahun berjalan, sepanjang tahun 2024 ini angka kematian pada ibu dan anak atau AKI di Kabupaten Kepahiang masih mengkhawatirkan.
Sejauh ini, Dinkes Kabupaten Kepahiang mendata setidaknya jumlah kematian ibu dan anak sudah terjadi sebanyak 4 kasus. Jumlah tersebut tergolong tinggi.
Menurut Kadis Kesehatan Kabupaten Kepahiang, Tajri Fauzan, ukurannya untuk setiap 1 kasus kematian ibu dan anak saja, itu sudah mengkhawatirkan.
"Secara keseluruhan angka kematian ibu dan anak yang terjadi sepanjang tahun ini di Kepahiang tidak tinggi. Namun perlu diketahui untuk 1 kasus saja sebenarnya itu sudah sangat mengkhawatirkan," kata Tajri.
BACA JUGA:Pengembalian TGR Sekretariat DPRD Kepahiang Rp11, 4 Miliar Harus Tuntas 2024
Pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menekan terjadinya kasus kematian ibu dan anak. Salah satunya dengan merealisasikan program Integrasi Layanan Primer (ILP), yang kick off nya sudah dimulai sejak bulan lalu.
Dengan ILP menurutnya, dapat mendeteksi lebih dini potensi kasus yang bisa menimbulkan kematian ibu dan anak.
"Dengan ILP semua dapat terdeteksi, desa punya database, untuk turunkan data kematian ibu dan anak di desa yang lebih terperinci," papar Tajri.
Dari sini, angka kasus akan mudah terdeteksi dan secara otomatis akan membuat petugas layanan lebih aktif.
BACA JUGA:Pendaftaran CPNS 2024 Sudah Dibuka, Siapkan 9 Hal Penting Berikut Saat Mendaftar
BACA JUGA:18 Paskibraka di IKN Copot jilbab, PPI : Cederai Kebhinekaan
"Sebenarnya, kita juga sudah ada program 1 bidan 1 perawat di desa. Dengan adanya ILP ini semakin lengkap. Per Juli, sesuai SK bupati akan diterapkan di 14 puskesmas di Kabupaten Kepahiang," ujar Tajri.
Disampaikan, Kabupaten Kepahiang menjadi yang perdana di Provinsi Bengkulu menerapkan ILP. ILP fokus pada tiga hal, mulai dari siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, perluasan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat kalurahan dan padukuhan. Serta memperkuat pemantauan wilayah setempat melalui pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan.
BACA JUGA:Sudah 16 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Kepahiang, Fenomena Gunung Es