Selain masalah pada pipa penyaluran, Awan juga mengungkapkan bahwa abrasi di Pelabuhan Pulau Baai telah memperparah situasi.
Abrasi tersebut menyebabkan pendangkalan di alur masuk pelabuhan, sehingga kapal pengangkut BBM dengan kapasitas besar tidak dapat berlabuh seperti biasanya.
Sehingga, Pertamina terpaksa mengurangi kapasitas kapal yang masuk ke Terminal BBM Pulau Baai dari 4.500 ton menjadi hanya 1.500 ton.
BACA JUGA:PIN Kota Bengkulu Ditarget Sasar 23.477 Penerima Vaksin Polio
BACA JUGA:Belum Kantongi SILO, Solaria Tunggu Hasil Uji Lab IPAL
"Kondisi abrasi di Pelabuhan Pulau Baai menyebabkan pendangkalan yang cukup parah. Sebelumnya, kapal dengan bobot 4.500 ton dapat masuk, namun sekarang kami harus mengurangi bobot kapal hingga 1.500 ton," tambah Awan.
Meski demikian, Komite BPH Migas, Halim, menegaskan bahwa tidak ada pengurangan pasokan BBM di Bengkulu.
Ia telah memantau langsung situasi di SPBU dan memastikan bahwa stok BBM tetap dikontrol dengan baik di seluruh wilayah kabupaten dan kota.
"Saya sudah memeriksa dan memonitor situasi di SPBU. Berdasarkan sistem yang terintegrasi, stok BBM di seluruh kabupaten dan kota tetap terjaga. Tidak ada pengurangan pasokan, baik dari Pemerintah maupun Pertamina," jelas Halim.
Sementara itu, Gubernur Rohidin Mersyah menyatakan bahwa pemerintah akan segera mengadakan rapat dengan PT Pelindo dan pengguna jasa kapal di Pelabuhan Pulau Baai untuk membahas langkah-langkah penanganan masalah abrasi dan pendangkalan di alur pelabuhan tersebut.
"Rencana kami, pada hari Senin mendatang, akan ada rapat dengan PT Pelindo dan pengguna jasa kapal di Pelabuhan Pulau Baai. Kami berharap masalah ini dapat segera teratasi," tutup Rohidin.