KORANRB.ID – Charging atau cas baterai handphone hingga 100 persen menjadi kebiasaan umum yang sering dilakukan banyak orang.
Namun perlu diketahui ada beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan terkait kebiasaan ini. Dimana baterai lithium-ion, yang umumnya digunakan dalam handphone, memiliki batasan dalam hal kapasitas pengisian.
Mengecas hingga 100 persen dapat mempercepat degradasi kapasitas baterai jika dilakukan terus menerus. Proses pengisian penuh dapat membuat baterai berada dalam kondisi tegangan tinggi yang memperpendek umur baterai tersebut.
Selain itu, ketika baterai diisi hingga 100 persen, handphone akan sering kali menjadi lebih panas, terutama jika digunakan saat mengisi daya.
BACA JUGA:Bukan Dinosaurus, Ternyata Hewan Ini Lebih Mengerikan Pada Zaman Purbakala
BACA JUGA:Mau Kerja di Luar Negeri ? Ini 9 Negara yang Siap Beri Gaji Besar
Panas berlebih tersebut dapat merusak baterai dan komponen internal lainnya, serta mempengaruhi kinerja handphone secara keseluruhan.
Seiring berjalannya waktu, degradasi baterai akibat pengisian penuh juga dapat mempengaruhi kinerja handphone.
Anda mungkin akan merasakan penurunan dalam daya tahan baterai dan penurunan performa perangkat secara umum.
Baterai yang sering diisi hingga 100 persen dan mengalami siklus pengisian penuh juga dapat meningkatkan risiko kerusakan atau bahkan risiko ledakan dalam kasus ekstrem.
Meskipun ini jarang terjadi, risiko tersebut tetap ada, terutama jika baterai telah mengalami kerusakan atau cacat.
Mengisi daya baterai hingga 100 persen mungkin tidak efisien dari sudut pandang energy, sebab beberapa handphone modern dirancang untuk mengelola pengisian daya dengan lebih baik.
Tetapi mengisi hingga 100 persen secara konsisten tetap saja bisa membuat sistem pengelolaan daya bekerja lebih keras, yang mungkin mempengaruhi efisiensi energi.
BACA JUGA:Punya Kekuatan Luar Biasa! Berikut 5 Fakta Unik Semut
BACA JUGA:Pemukulan saat Demo di DPRD Provinsi Bengkulu, Polresta Bengkulu Tegaskan Pelaku Bukan Polisi