4. Gangguan tidur
Paparan sinar matahari memainkan peran penting dalam mengatur ritme sirkadian, yaitu jam biologis internal tubuh yang membantu mengatur siklus tidur dan bangun.
Ketika tubuh terpapar sinar matahari pada pagi hari, otak menerima sinyal untuk menghentikan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur.
Ini membantu seseorang merasa lebih waspada dan segar pada siang hari, dan pada malam hari, produksi melatonin kembali meningkat untuk mempersiapkan tubuh tidur.
Jika seseorang jarang terpapar sinar matahari, terutama pada pagi hari, ritme sirkadian mereka bisa terganggu.
Hal ini dapat menyebabkan masalah tidur, seperti insomnia atau gangguan tidur lainnya, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Kurang tidur yang kronis bisa berujung pada berbagai masalah kesehatan, seperti peningkatan risiko penyakit jantung, obesitas, dan gangguan kognitif.
BACA JUGA:Hasil Laga Match 2 dan Klasemen Sementara Liga Champions, Barca Bangkit, Milan Makin Terpuruk
BACA JUGA:Endemik yang Pemalu! Berikut 7 Fakta Unik Anoa, Maskot Sulawesi Tenggara
5. Penurunan jesehatan jantung
Sinar matahari juga diketahui membantu mengatur tekanan darah. Ketika kulit terpapar sinar ultraviolet, tubuh melepaskan senyawa yang dikenal sebagai nitrit oksida ke dalam pembuluh darah, yang membantu menurunkan tekanan darah.
Jika seseorang jarang terpapar sinar matahari, produksi nitrit oksida ini berkurang, dan tekanan darah bisa meningkat. Ini dapat meningkatkan risiko hipertensi dan masalah jantung lainnya.
6. Kelelahan dan penurunan energi
Kurangnya sinar matahari sering kali menyebabkan perasaan kelelahan yang berkepanjangan, bahkan ketika seseorang sudah cukup tidur.
Ini terkait dengan produksi vitamin D dan serotonin yang berkurang. Vitamin D diperlukan untuk metabolisme energi, dan tanpanya, tubuh mungkin merasa lemah dan lesu.
Serotonin juga berperan dalam menjaga tingkat energi dan suasana hati yang baik. Kekurangan serotonin akibat kurang paparan sinar matahari dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik.