Oleh karena itu, kita perlu mengadakan FGD ini untuk mencari solusi bersama.
Anak-anak adalah penerus bangsa, dan kita wajib menanamkan nilai etika, sopan santun, serta keteladanan hidup yang baik bagi mereka," jelas Anwar.
Di akhir Kapolda Bengkulu Irjen. Pol. Anwar beharap dengan digelarnya FGD ini dapat menjadi wadah kolaborasi antara berbagai pihak guna mengatasi fenomena geng motor dan kenakalan remaja yang meresahkan.
Dengan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan perilaku menyimpang, seperti tawuran dan kekerasan fisik, bisa ditekan.
BACA JUGA:Bawaslu Pastikan Kerawanan Pilkada Mukomuko Masih Katagori Sedang
"Saatnya kita memberikan perhatian khusus melalui pendidikan nilai-nilai etika dan akhlak yang baik.
Kita juga harus mendukung kreativitas positif dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan remaja," terang Anwar.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Dr. H Rosjonsyah Syahili, S.IP, M.Si, mengatakan bahwa persoalan geng motor dan kenakalan remaja bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.
"Masalah ini adalah tanggung jawab kita bersama. Melalui FGD ini, kita akan menggali solusi dari berbagai perspektif, termasuk memperkuat Sistem Pengendalian Internal (SPI) di sekolah-sekolah," ungkap Rosjonsyah.
BACA JUGA:Penuhi Permintaan Warga, Rancangan Box Culvert Diubah
Ia juga berharap adanya sinergi yang lebih erat antara sekolah, masyarakat, dan aparat penegak hukum untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi para remaja.
"Sekolah tidak dapat berdiri sendiri dalam menghadapi permasalahan ini tanpa dukungan masyarakat dan aparat hukum.
Pendidikan yang baik harus menjadi landasan utama dalam pembentukan karakter generasi penerus kita," tutup Rosjonsyah.