KORANRB.ID – Di area persawahan Kota Bengkulu seluas 702 hektare menyimpan sejumlah persoalan. Angka gagal panen tinggi. Lahan persawahan belum bisa dikelola 100 persen, karena kurangnya fasilitas infrastruktur pendukung, seperti irigasi.
“Lahan sawah kita 702 hektare dengan kondisi saat ini belum termaksimalkan karena lahan pertanian di kota ini masih banyak yang tidak irigasi atau lahan tadah hujan. Namun sebagian juga ada lahan yang sering terkena banjir,” sampai Kepala Seksi (Kasi) Lahan dan Irigasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bengkulu, Rabu (29/11).
BACA JUGA:Hujan Mulai Turun, Petani Garap Sawah
Untuk mengatasi kendala yang dialami petani, DKPP telah membuatkan sumur bor bagi petani yang sering kekurangan air. DKPP juga telah menyosialisasikan apabila petani kesulitan air dapat melaporkan segera.
“Kita menyiapakan pompa air untuk petani yang membutuhkan itu dari APBN dan APBD, kita juga telah bangun sumur bor/pompa ya untuk daerah yang sering kekeringan, dengan kondisi seperti itu kami mengharapkan petani untuk melapor terhadap kami,” ungkap Marwan.
BACA JUGA:2.000 Hektar Bibit Gratis Mulai Digunakan Petani
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Dusun Besar, Heriadi menanggapi pernyataan DKPP terkait bantuan pompa air untuk mengatasi musim kemarau bulan lalu tidak efektif.
Ia juga mengaku area persawahan Dusun Besar memang sudah memiliki irigasi namun saat ini irigasi tidak dapat digunakan dan sangat dibutuhkan perbaikan.
BACA JUGA:Usulkan Bantuan Benih Padi Petani Gagal PanenBACA JUGA:Ciptakan Petani Mandiri, Edukasi Rutin Terus Diberikan
“Irigasi sudah ada namun tidak dapat digunakan kami ingin perbaikan, memang ada mesin pompa yang diberikan DKPP kepada kami namun mesin tersebut tidak dapat digunakan karena kami bingung dimana untuk mengambil air untuk disedot,” sampai Hariadi.
Hariadi mengungkapkan pada saat musim kemarau kemarin banyak petani yang gagal tanam hingga gagal panen. Namun hingga saat ini belum ada bantuan terkait hal tersebut.
BACA JUGA:Ganjar Puji Petani Milenial Desa, Prabowo ke Rumah Erick Thohir
“Kami gagal panen, dan sangat terdampak akan kemarau kemarin. Kami mengharapkan bantuan langsung untuk mengatasi hal tersebut agar permasalahan ini tidak terus terulang,” ungkapnya.
Ia menerangkan untuk kerugian petani sangat variatif, yang paling dominan ialah biaya pembelian benih padi. Selanjutnya petani akan melakukan musim tanam pada bulan Januari mendatang.
“Kami akan melakukan penanaman satu bulan lagi, tentu rugi karena padi mati karena tidak di aliri air,” tutupnya.(afa)