Ia memutuskan untuk menghubungkan tembok-tembok yang telah dibangun oleh kerajaan-kerajaan sebelumnya menjadi satu sistem pertahanan yang lebih besar.
Tembok ini tidak hanya menjadi perlindungan fisik tetapi juga simbol persatuan dan kekuatan kekaisaran.
Qin Shi Huang menggunakan ribuan pekerja, termasuk petani, tahanan, dan tentara, untuk membangun tembok tersebut.
BACA JUGA:Menilik 5 Fakta Unik Desman Rusia, Pemakan Hewan Air
BACA JUGA:Waspada! Madden Julian Oscillation Sebabkan Hujan dan Gelombang Tinggi
Material yang digunakan adalah tanah yang dipadatkan, karena teknologi pada masa itu belum memungkinkan penggunaan batu secara luas.
Proyek ini sangat melelahkan dan berbahaya, dengan banyak pekerja yang meninggal akibat kondisi kerja yang keras.
Tujuan Pembangunan
Tembok Besar Cina awalnya dibangun untuk menahan serangan suku nomaden dari utara, seperti Xiongnu, yang sering merampok dan menyerang desa-desa di wilayah perbatasan.
Tembok juga digunakan untuk mengontrol pergerakan penduduk dan barang di sepanjang perbatasan.
Menara pengawas yang dibangun sepanjang tembok digunakan untuk mengirimkan sinyal menggunakan asap pada siang hari dan api pada malam hari, memungkinkan komunikasi yang cepat antarwilayah.
Perkembangan Dimasa Selanjutnya
Setelah Dinasti Qin runtuh, pembangunan dan perbaikan Tembok Besar dilanjutkan oleh dinasti-dinasti berikutnya.
Dinasti Han (206 SM – 220 M)
Dinasti ini memperpanjang tembok hingga ke barat untuk melindungi Jalur Sutra, rute perdagangan penting yang menghubungkan Cina dengan Asia Tengah dan Timur Tengah.
BACA JUGA:4 Raperda Ditarik, Bapemperda: Ada Benturan Regulasi