Tabir surya jenis ini masuk ke dalam lapisan kulit dan menyerap paparan sinar matahari sebelum menimbulkan kerusakan.
Sebagian dari ahli lebih memilih menggunakan fisikal sunscreen ketimbang chemical sunscreen.
Alasannya adalah Tabir surya tersebut dapat melindungi lebih efektif dan aman untuk digunakan oleh berbagai usia.
BACA JUGA: Guru Asusila Murid SD di Kota Bengkulu Pasti Dipecat Setelah Inkrah
BACA JUGA:Dana Kelurahan Rp3.2 Miliar, Peruntukan Sesuai Hasil Musyawarah
Sedangkan apabila menggunakan chemical sunscreen, kamu perlu menunggu 15-30 menit untuk menunggu Tabir surya itu mulai bekerja melindungi kulitmu.
Namun di sisi lain, physical sunscreen dapat membuat kulit terasa kering serta memberikan efek putih pada kulit.
Sementara chemical sunscreen cenderung lebih transparan dan terasa lebih nyaman pada kulit.
Jadi, pilihan penggunaan jenis sunscreen tersebut dapat menyesuaikan kebutuhan dan kondisi kulit masing-masing.
Khususnya di negara Amerika Serikat, setiap tujuh tahun sekali, lembaga FDA (food and drug administration) meminta respon dari para ahli terkait penggunaan kedua jenis sunscreen tersebut.
Laporan terakhir yang di rilis oleh FDA menyatakan kalo physical sunscreen aman untuk digunakan, namun butuh riset lebih lanjut terkait bahan Tabir surya yang masuk ke dalam kelompok chemical sunscreen.
Pastinya kamu butuh perlindungan Tabir surya saat berada di pantai, apalagi saat memutuskan untuk berenang di lautan yang menenangkan.
Namun faktanya, beberapa kandungan Tabir surya mempunyai dampak buruk pada lingkungan laut.
Contohnya seperti oxybenzone dan octinoxate, kandungan sunscreen yang dapat memutihkan dan membunuh terumbu karang serta mengancam ekosistem bawah laut.
Hal ini telah terbukti melalui riset panjang dan penggunaan tabir surya dengan kandungan tersebut dilarang di Hawaii dan Key West, Florida mulai Januari 2021.
Karena kandungan Tabir surya dapat membahayakan lingkungan laut, penting sekali untuk memilih produk yang dapat menjaga dan melestarikan lingkungan.