BACA JUGA:Tangkapan Ikan Melimpah, Ini Cara Mengolahnya
Selain ada sistem pemerintahan, suku ini juga memiliki aksara sendiri, sebagai media komunikasi yang dilakukan (korespondensi) melalui aksara kaganga.
Bahasa
Merupakan dealek yang berkerabat dengan Sumatera Selatan. Untuk bahasa kesehariannya mereka menggunakan bahasa Rejang.
Namun demikian, diantara beberapa kampung suku Rejang terdapat perbedaan dialek yang cukup mencolok.
BACA JUGA:Salah Satu Pulau Terluar di Indonesia, Ternyata Dulunya Pulau Enggano Disebut Pulau Telanjang
Secara umum, terdapat tiga dialek yang dominan dalam bahasa Rejang, yaitu Dialek Kepahiang yang digunakan untuk masyarakat Rejang yang tinggal di wilayah Kabupaten Kepahiang.
Untuk masyarakat yang tinggal di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara, menggunakan dialek Curup, sedangkan dialek Lebong digunakan oleh masyarakat Rejang yang tinggal di wilayah Kabupaten Lebong dan Bengkulu Utara
BACA JUGA:5 Laut Terdalam di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia
Dialek Curup, digunakan masyarakat Rejang di Kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Tengah. Untuk Dialek Lebong, digunakan masyarakat Rejang di Kabupaten Lebong dan Bengkulu Utara.
Selain menggunakan bahasa Rejang, masyarakat suku ini yang tinggal di wilayah perkotaan juga menggunakan bahasa Melayu Bengkulu sebagai bahasa dalam kesehariannya.
BACA JUGA:Suku-Suku yang Ada di Indonesia, Asal Usul dan Keunikan Suku Enggano di Bengkulu
Kepercayaan
Dikutip dari berbagai sumber, Sampai pada saat ini, belum ada catatan lengkap yang berkaitan dengan kepercayaan asli masyarakat suku Rejang. Namun di masa modern ini, agama Suku Rejang mayoritas memeluk agama Islam.
Selain itu, sebagai umat muslim di Indonesia, masyarakat suku ini juga menganut paham Sunni dan Mazhab Syafi’i.
BACA JUGA:Suku-Suku yang Ada di Indonesia, Suku Bangsa Asli di Bengkulu