KORANRB.ID - Penyaluran pembiayaan syariah Kaltim periode triwulan III 2023 melanjutkan pertumbuhan positif. Yakni sebesar 8,50 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pembiayaan syariah Nasional, meskipun melambat dibanding triwulan sebelumnya.
Dibalik perlambatan pertumbuhan, pangsa pembiayaan syariah meningkat menjadi 6,28 persen dari 6,10 persen dari triwulan sebelumnya.
BACA JUGA:Raup Rp1,4 Triliun dari Pajak Kendaraan Bermotor
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, kinerja pembiayaan syariah di Kaltim secara spasial, peningkatannya bersumber dari perbaikan penyaluran pembiayaan syariah pada sebagian besar kabupaten dan kota di Kaltim. Terutama Kutai Timur, Paser, dan Bontang.
Selain itu, beberapa kabupaten dan kota lainnya juga mengalami pertumbuhan yang positif, meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, seperti Samarinda, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, Berau, dan Kutai Barat.
BACA JUGA:Nataru, Kunjungan ke Bali Lebihi Prediksi, Kementerian ESDM Jamin Stok Elpiji Aman
“Adapun kinerja penyaluran pembiayaan syariah tertinggi tercatat di Kutai Timur yang tumbuh sebesar 83,65 persen (yoy). Di sisi lain, penyaluran pembiayaan syariah di Balikpapan mengalami kontraksi pada triwulan III 2023,” ungkapnya, Jumat (22/12).
Kinerja baik dari pembiayaan syariah di Kaltim juga tercermin dari non-performing financing (NPF) yang relatif rendah. NPF Kaltim pada triwulan III 2023 tercatat 1,40 persen, lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Penurunan NPF ini menggambarkan risiko pembiayaan syariah di Kaltim yang semakin terkendali.
BACA JUGA:BI Rate Tidak Ikuti Fed Funds Rate
Jika ditinjau dari penggunaannya, penurunan NPF pembiayaan syariah secara umum juga diiringi oleh penurunan NPF pada pembiayaan investasi dan konsumsi, dengan NPF terendah berada pada pembiayaan untuk investasi.
Di sisi lain, meskipun NPF modal kerja tercatat meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan NPF investasi dan konsumsi, namun perkembangan NPF modal kerja ini tetap mencatatkan perbaikan terutama jika dibandingkan NPF saat pandemi Covid-19.
BACA JUGA:Cetak 38.995 Tenaga Kerja Industri Kompeten
“Kinerja positif pembiayaan syariah spasial juga diiringi dengan NPF yang relatif rendah,” katanya.
Secara spasial, risiko pembiayaan syariah di kabupaten/kota di Kaltim tercatat relatif rendah dengan NPF terendah berada di Berau. Lebih lanjut, di beberapa kabupaten/kota di Kaltim mengalami perbaikan NPF dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, seperti yang terjadi di Samarinda dan Balikpapan, serta Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
Berdasarkan pangsanya, penyaluran pembiayaan syariah masih terkonsentrasi di Balikpapan dan Samarinda. Sejalan dengan pangsa penyaluran kredit spasial, Balikpapan dan Samarinda juga memiliki porsi penyaluran pembiayaan syariah tertinggi dibandingkan dengan kabupaten dan kota lainnya di Kaltim.