MUKOMUKO, KORANRB.ID – Membangun usaha tak mesti harus pergi jauh dulu dari kampung halaman. Hal inilah yang menjadi motivasi Alfin (30) Warga Desa Air Manjunto Kecamatan Air Manjunto yang mencoba membudidayakan Jamur Tiram di rumah tempatnya tinggalnya, Dia terdorong melakukan ini karena penghasilan yang cukup menjanjikan.
Di ceritakan Alfin, dirinya sudah memulai budidaya jamur tiram sejak akhir tahun 2022 lalu. Dimana waktu itu setiap orang dipaksa untuk berfikir bisa menghasilkan uang paska Covid 19 melanda. Dimulai dengan modal Rp5 juta akhirnya usaha budidayajamur tiram ini berdiri.
“Waktu itu mencari kerja susah, keluar daerah gak bisa, akhirnya saya beranikan diri menamkan uang yang dimiliki untuk membangun budidaya jamur tiram dengan modal Rp5 juta,” kata Alfin.
Untuk pembuatan rumah jamur yang berada di belakang rumah hanya menggunakan bangunan seadanya. Kapasitas tampung batlog jamur (media tumbuh jamur) sebanyak 500 unit.
BACA JUGA: Bidik Peningkatan Ekspor 4,5 Persen
Satu batlog modalnya Rp7 ribu, yang bisa bertahan produktif dua hingga tiga bulan kedepan, tergantung perawatan. Setelah itu baltlog jamur harus diganti kembali.
“Dengan 500 batlog ini tiga hari sekali bisa menghasilkan sebanyak 20 Kilogram (Kg) jamur tiram, dengan harga Rp20 ribu perKg. Dengan asumsi sebulan bisa menghasilkan 160 Kg. Namun terkadang bisa lebih dan kurang dimana bergantung pada faktor perawatan,” jelasnya.
BACA JUGA:Setelah Lebaran Babe Karting Pindah Kantor
Untuk jamur tiram ini dijual langsung ke konsumen langsung yang memesan. Kemudian juga dijual ke pasar mingguan di Mukomuko. Budidaya jamur ini hanya membutuhkan bahan dasar seperti serbuk gergaji, tepung jagung, dedak halus, dan kapur.
Kemudian jamurnya selalu tumbuh secara bergantian. Dimana setiap pagi dan sore hari harus disiram menggunakan air, sehingga setiap tiga hari sekali dapat memanennya.
Meskipun begitu, Alfin mengaku masih sering mengalami kendala. Seperti jamurnya tidak dapat tumbuh dan akhirnya mengalami gagal panen.
BACA JUGA: BTN Bengkulu Salurkan 1.500 Unit KPR, Ini Tips Pengajuan KPR Cepat Proses
“Kendalanya ketika ada jamur yang tidak jadi. Mungkin ada yang kurang ditahap sterilisasi. Sehingga jamurnya tidak bisa tumbuh dan akhirnya mengalami kemacetan panen. Namun dapat diatasi penggantian batlog kembali,” ungkapnya.
Lanjutnya, ke depan, ia berharap agar bisa mempromosikan jamur tiram ini sesuai tren zaman sekarang. Yakni dengan memanfaatkan platform digital, agar pemasarannya semakin meluas. Dengan menjual jamur tiram kemasan yang telah diolah.
“Saya berharap agar dapat mempromosikan jamur tiram ini secara lebih masif dengan memanfaatkan platform digital. Seperti jamur kriuk yang memiliki beragam rasa,” pungkasnya. (pir)