KORANRB.ID – Risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2023, The Federal Reserve (The Fed) tidak dengan pasti menyebutkan mulai memotong suku bunga acuan. Pelaku pasar keuangan mengurangi ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) itu. Dampaknya mendorong penguatan indeks dolar AS (USD) dan yield US Treasury.
Analis pasar modal Hans Kwee menilai, The Fed tidak akan buru-buru menurunkan suku bunga acuan. Karena itu, ekspektasi Fed funds rate turun hanya 75 basis poin (bps) pada 2024. Sentimen itu juga mengurangi harapan European Central Bank (ECB) segera memangkas suku bunga acuannya setelah kuartal I tahun ini.
’’Bullish yang ekstrem terhadap aset berisiko di bursa-bursa Asia saat ini dapat mendorong aksi ambil untung jangka pendek setelah ekspektasi pemotongan bunga The Fed berkurang,” kata Hans, Minggu, 7 Januari 2024.
BACA JUGA:Kekerasan Terhadap Anak Naik 3 Kali Lipat
Harga minyak dunia juga kembali menguat. Hal itu seiring dengan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah. Dikhawatirkan, harga minyak yang tinggi memberikan tekanan inflasi yang bersentimen negatif terhadap kenaikan pasar ekuitas.
Hans menyatakan, pelaku pasar keuangan juga tengah menantikan data indeks harga konsumen (IHK) AS, Jepang, dan Tiongkok pekan ini. ’’IHK AS cukup penting bagi pelaku pasar untuk melihat berlanjutnya penurunan inflasi. IHSG (indeks harga saham gabungan) berpeluang melemah dengan support di level 7.300 sampai 7.245 dan resistance di 7.403 hingga 7.450,” jelas dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 5 Januari 2024 lalu, harga saham Bank Mandiri melonjak 1,18 persen dari harga pembukaan ke Rp 6.425 per saham. Bahkan saat perdagangan berlangsung, saham berkode emiten BMRI itu sempat menyentuh level tertinggi di Rp 6.475 per saham. Sebelumnya, harga saham BMRI sempat all time high pada perdagangan Kamis, 4 Januari 2024 setelah ditutup di posisi Rp 6.350 per saham.
BACA JUGA:Pendaftaran Akun SNPMB 2024 Dimulai
Dengan demikian, saham bank spesialis wholesale itu telah mengantongi kenaikan 23,6 persen sejak stock split tahun lalu. Kapitalisasi pasar BMRI juga ikut terdongkrak ke level Rp 599,67 triliun.
’’Kenaikan saham Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), terutama BMRI, turut membuat IHSG berkinerja baik dibanding bursa regional. Hal positif tersebut menambah kepercayaan investor global untuk masuk ke pasar modal Indonesia,” terang Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe.
Sebagai gambaran, merujuk laporan keuangan November 2023, pertumbuhan kredit Bank Mandiri (bank only) mencapai 13,65 persen year-on-year (YoY) senilai Rp 1.046,05 triliun. Praktis mendorong pertumbuhan aset perseroan ke level Rp 1.628 triliun atau naik 8,36 persen secara tahunan. Dari sisi pendanaan, bank berlogo pita emas itu mampu mencatat kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,06 persen YoY.
BACA JUGA:Perlu Perhatian Khusus Kelanjutan PGE Hululais
Peningkatan DPK Bank Mandiri didominasi dana murah dari giro dan tabungan. Masing-masing tumbuh 10,08 persen dan 7,21 persen. Tecermin dari kenaikan rasio dana murah alias current account saving account (CASA) sebesar 79 persen only atau naik 191 bps.
’’Saya perkirakan saham BMRI dapat menyentuh level 8.000 hingga 8.500 di tahun ini,” ucap Kiswoyo.(han/c7/dio)
Pergerakan IHSG Sepekan Terakhir