ARGA MAKMUR, KORANRB.ID – Petani di Bengkulu Utara (BU) terancam kekurangan stok pupuk subsidi sepanjang tahun ini. Pasalnya Kementerian Pertanian sudah menyampaikan jumlah pupuk subsidi setiap daerah yang akan disalurkan sepanjang 2024 ini.
Namun dari daftar penyaluran pupuk subsidi yang akan diterima BU, jumlah tersebut masih jauh dari cukup sesuai dengan pengajuan dari Pemkab BU.
BU mengajukan total 5.320 ton pupuk subsidi masing-masing 1.920 ton pupuk urea 3.400 NPK bagi petani di BU. Namun Kementan hanya menyetujui 1.014 ton untuk urea dan 998 ton untuk NPK atau masih kekurangan total 3.308 ton lagi pupuk subsidi.
BACA JUGA:Efisiensi Pembangunan Liku Sembilan, Pemprov Dorong Keberlanjutan Tol
Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) BU, H. Juwita Abadi menerangkan jumlah tersebut jauh dari kebutuhan yang diajukan Pemkab BU. “Kita juga sudah berkoordinasi dan menyampaikan ke Kementan terkait kekurangan tersebut untuk meminta penambahan,” terangnya.
Informasi terakhir dari Kementan tetap akan dilakukan rasionalisasi anggaran terkait pupuk subsidi bagi daerah, termasuk di BU. Ia juga berharap jumlah tersebut bisa ditambah mengingat saat ini petani sudah memulai musim tanam memasuki musim hujan di BU.
“Kita sudah menyampaikan kondisi sawah yang tidak digarap beberapa bulan lalu karena fenomena El Ninjo. Sehingga membutuhkan pupuk yang cukup,” terangnya.
BACA JUGA:Fasilitasi Kampanye Caleg, Oknum RT Dipanggil
Selain itu, petani yang lama tidak menggarap lahan juga merasa kesulitan jika harus membeli pupuk non subsidi. Sepanjang akhir 2023 lalu, memang tak sedikit pupuk subsidi yang tidak ditebus oleh petani di pangkalan karena petani tidak menggarap lahan akibat kekeringan.
“Kita sudah menjelaskan dan harapan kita hal ini tidak menjadi sebab turunnya jumlah pupuk subsidi untuk petani di BU,” jelas Juwita.
Ditambahkannya, tercatat ada 5.648 petani sawah di BU yang berhak mendapatkan pupuk subsidi untuk sawah miliknya. 5.648 petani tersebut menggarap 1.050 hektare lahan persawahan yang pemupukannya mengandalkan dari pupuk subsidi.
“Pupuk sangat mempengaruhi jumlah atau hasil panen petani. Petani baru memulai musim tanam setelah sekitar enam bulan petani tidak melakukan atau tidak maksimal menggarap sawah,” pungkas Juwita.(qia)