BENTENG, KORANRB.ID – Sawah di wilayah Desa Sri Kuncoro, Kecamatang Pondok Kelapa seluas 250 hektare mengalami kekeringan. Petani yang sudah menanam padi dipastikan gagal panen karena sawah mengalami kekeringan yang sangat parah.
Sawah di wilayah tersebut merupakan sawah tadah hujan atau sawah yang memanfaatkan hujan sepenuhnya sebagai sumber air.
Kepala Desa (Kades) Sri Kuncoro, Ramadhon menjelaskan saat kering, sawah tak bisa dimanfaatkan. Dengan begitu dapat dipastikan produksi padi dari sawah Desa Sri Kuncoro turun drastis karena petani gagal panen, dan tak bisa menanam padi.
BACA JUGA:1.639 Pendaftar PPPK Ikuti CAT
“Situasi ini dikarenakan sawah yang ada di Desa Sri Kuncoro ini merupakan sawah tadah hujan. Sedangkan pada saat ini Benteng sedang dilanda kemarau panjang,” katanya.
Ia berharap Pemkab Benteng dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu bisa memperhatikan sawah yang ada di Desa Sri Kuncoro agar situasi ini tak terjadi di setiap tahun, terutama dimusim kemarau. “Kami berharap ada tindaklanjut dari Pemkab Benteng atau Pemprov Bengkulu agar situasi ini tak terulang disetiap tahunnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Benteng, Drs. Rachmat Riyanto, ST, M.AP mengungkapkan, pihaknya akan meminta tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Benteng untuk turun dan mengecek langsung ke sawah desa tersebut.
BACA JUGA:PPK Menggiring CS Keberatan : Tidak Awasi Pengerjaan, Proyek Rugi Rp 353 Juta
Survei ini dilakukan untuk rencana pembuatan irigasi untuk pengairan sawah di Desa Sri Kuncoro. “Saya dapat informasi kalau ada sumber air yang dapat dialirkan ke sawah Desa Sri Kuncoro ini. Kita minta ke Dinas PUPR turun untuk cek langsung ke lapangan. Agar ke depan kita buatkan bendungan dan irigasi, sehingga Desa Sri Kuncoro dapat dialirkan air dan tidak berstatus sawah tadah hujan lagi,” tutup Sekda.(jee)