Krisis Iklim! Transisi Energi Bersih Dinilai jadi Solusi, Begini Potensinya

Jumat 09 Feb 2024 - 00:24 WIB
Reporter : Fiki Susadi
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

BENGKULU, KORANRB.ID - Dampak krisis iklim saat ini menimbulkan banyak bencana hidrometeorologi berupa banjir, kekeringan, lonsor dan kebakaran hutan.

Selama tahun 2023 tercatat 4.940 bencana hidrometeorologi terjadi di Indonesia.

Sekolah Energy Bersih #2 menyampaikan dampak buruk energi batubara dan krisis iklim terhadap setiap sektor kehidupan.

Seperti kehilangan sumber penghidupan, konflik sosial, perubahan cuaca ektrim, gagal panen, penurunan kualitas  kesehatan dan ekonomi. 

BACA JUGA: Menjaga Iklim Positif Pertumbuhan Ekonomi

BACA JUGA:Presiden Jokowi Paparkan Panduan AZEC Hadapi Perubahan Iklim

Efek domino pada sektor pangan pada tahun 2023 sebanyak 57 ribu petani yang mengalami gagal panen.

Manager Sekolah Energi Bersih Kanopi Hijau Indonesia, Hosani Hutapea mengatakan solusi pasti saat ini adalah transisi energi bersih yang demokratis.

Dengan potensi 363.021 MW dari air, matahari dan angin sangat memungkinkan untuk meninggalkan energi batubara. 

“Transisi energi yang kita inginkan prinsipnya harus mempertimbangkan Hak Asasi Manusia,

Memprioritaskan keseimbangan ekologi, betanggung jawab atas pemulihan ekologi akibat energy kotor.

Kemudian diikuti dengan  transformasi kebijakan, ekonomi yang beracuan pada keselamatan lingkungan” jelas Hosani.

BACA JUGA:DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KESEHATAN PARU

BACA JUGA:Peringatan Bumi Mau Kiamat, Iklim Berubah Berpotensi Terjadi Bencana Besar

Kesadaran kritis rakyat menjadi penentu terwujudnya transisi energi besih, maka perlu dilakukan penyebaran informasi sehingga isu transisi energi menjadi inklusif. 

Kategori :