Tak sampai di situ, KCP juga didorong untuk mengendalikan resiko kredit (NPL).
“Kalau hanya tumbuh saja tapi manajemen resikonya jelek, tentu tidak baik buat perusahaan,” katanya.
Selain itu, KCP perlu memperhatikan pentingnya pengendalian biaya,karena pada akhirnya akan berpengaruh pada profitabilitas.
“Jangan hanya pengeluarkan biaya tanpa menghitung berapa return yang dihasilkan,” katanya.
Alhasil, Nixon menegaskan, melalui perubahan model bisnis KCP tersebut, kini jumlah KCP yang masuk dalam kategori sangat produktif dan produktif telah mencapai 257 unit.
Angka ini tentu masih jauh dari jumlah KCP yang saat ini mencapai 537 unit.
Tetapi hal ini merupakan momentum yang sangat berarti untuk meningkatkan kinerja perseroan.
Dengan berbagai transformasi tersebut, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun terakhir posisi laba BTN yang saat ini menempati urutan kedelapan, bakal naik menjadi urutan kelima seperti posisi aset. Semoga saja!