"Sidang adat pun sudah dilakukan dan hasilnya tidak ada keputusan cuci kampung dan lainnya karena tidak ada buktinya. Maka dari itu saya berhak memulihkan nama baik saya, laporan ini menunjukkan bukti keseriusan saya," jelasnya.
BACA JUGA: 4700 Rumah Tak Layak Huni, Pemkab Seluma Beragam Upaya
BACA JUGA:Inspektorat Bakal Audit Dana Desa Tebat Sibun, Kades Minta Dipercepat
Sebelumnya Roza selaku perangkat desa Tanjungan Kecamatan Seluma Selatan mengikut sidang pada Rabu pagi 24 Januari 2024.
Hal ini lantaran diduga Roza telah mencemari nama desa atas kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh dirinya
Bersama wanita idaman lain (WIL) yang merupakan warga Kelurahan Sembayat Kecamatan Seluma.
Atas kasus tersebut, warga menuntut Roza untuk mengikuti ritual cuci kampung.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Desa Tanjungan, Lukmanudin.
Dikatakannya bahwa sidang adat tersebut merupakan tindaklanjut dari pertemuan antar tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga di Desa tersebut pada 14 Januari lalu.
Dalam pertemuan tersebut, semua yang hadir sepakat kasus ini akan ditindaklanjuti secara adat.
"Semua unsur sudah sepakat untuk sidang adat, maka dari itulah waktu itu dilaksanakan sidang adat untuk mencari solusi," ungkap Lukmanudin.
Dalam sidang adat yang berlangsung di balai Desa Tanjungan tersebut, puluhan warga saling bersautan menyuarakan agar Roza harus menjalankan cuci kampung, serta menuntut Kades untuk memberhentikan perangkat desa dari jabatannya.
Karena tidak sepantasnya perangkat desa berperilaku buruk, lantaran perangkat desa menjadi tauladan bagi warga.
Sementara itu, Roza yang saat itu juga hadir dalam sidang adat membantah adanya perselingkuhan atau berzinah seperti yang dituduhkan warga.
Namun ia membenarkan bahwa memang pernah pergi berdua dengan wanita yang dimaksud ke Kota Bengkulu. Dan permasalahan tersebut sudah selesai dan damai.
"Permasalahannya dengan pihak wanita juga sudah clear dan kami hanya pergi jalan, lagipula kejadiannya bukan di Desa sehingga tidak ada yang namanya mencemari desa. Saya tidak sepakat untuk cuci kampung," ungkap Roza.