KEPAHIANG, KORANRB.ID - Sejumlah harga komoditi pokok, terutama harga beras terus merangsek naik sehabis Pemilu 2024. Hal ini membuat kalangan pemilik usaha kecil menjerit.
Seperti yang dialami salah satu pemilik usaha rumah makan di kawasan Dusun Kepahiang Kecamatan Kepahiang Mizi (28).
Kenaikan harga beras, secara tidak langsung berimbas kepada penurunan omzet. Hal ini lanjutnya, kenaikan harga bahan pokok tak bisa serta merta diikuti dengan kenaikan harga jual dagangannya.
"Untuk 1 porsi nasi bungkus dengan menu standar misalnya, tetap kami jual dengan harga normal. Tak bisa kami langsung naikkan. Bisa-bisa pelanggan langsung pergi," sesal Mizi, Selasa 20 Februari 2024.
BACA JUGA:Hanya 1 Perempuan Berpeluang Raih Kursi DPRD, Pleno Kecamatan Alot
BACA JUGA:Besok, KPU Kaur Gelar Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Tingkat Kabupaten
Padahal dengan kondisi yang ada, keuntungan yang mereka dapatkan semakin tipis.
"Kami hanya bisa berharap, kenaikan harga beras dan cabai yang sangat dibutuhkan dalam usaha kami ini kembali normal," harap Mizi.
Di Kabupaten Kepahiang, selain harga beras, kenaikan harga cukup drastis terjadi pada komoditi cabai merah.
Dua hari terakhir ini saja, di tingkat eceran harga jual cabai merah masih bertahan di angka Rp100 ribu per Kg.
Sedangkan harga beras yang sudah mencapai Rp300 ribu per kalengnya (15 Kg). "Harga beras dan cabai yang naik ini bikin pusing. Juga diperparah dengan seringnya kami sulit mendapatkan gas LPG 3 Kg,’’ jelas Mizi.
‘’Dari mobil pengangkutan, biasanya keberadaan gas LPG 3 Kg di pangkalan langsung kosong dalam hitungan jam saja," tambah Mizi.
Untuk beras medium, semula harganya Rp11.000 per Kg atau Rp18.000 per cupak atau sebanyak 1,6 Kg, sudah naik menjadi Rp20 ribu per cupaknya.
Beras kualitas premium menyentuh Rp17 ribu per Kg atau Rp26 ribu per cupak. Lalu, beras kualitas sedang Rp24 ribu per cupak.