KORANRB.ID – Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga acuannya.
Keputusan hasil rapat dewan gubernur bank sentral itu sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability.
Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lebih baik dari proyeksi sebelumnya di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi.
Perbaikan terutama ditopang lebih kuatnya kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India.
Hal itu seiring konsumsi dan investasi yang tinggi.
BACA JUGA:Sultan: Prabowo Titip Salam untuk Masyarakat Bengkulu
’’Amerika Serikat masih 16 persen dari share ekonomi dunia. Demikian juga India. Ingat, Indonesia juga banyak mengekspor sejumlah produk, khususnya sumber daya alam. Dan, semakin menjadi pemain dunia,’’ kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis 22 Februari 2024.
Hal itulah yang mendorong pertumbuhan ekonomi RI.
Salah satunya kinerja ekspor yang terus membaik, terutama ke AS dan India.
’’Suku bunga Fed Funds Rate (FFR) kami memperkirakan baru mulai semester II 2024. Jumlahnya 75 basis poin (bps),’’ imbuhnya.
Perry menyatakan, BI rate untuk sementara akan dipertahankan.
Meski ada rencana penurunan suku bunga acuan di paro kedua tahun ini.
Tentu dengan sejumlah indikator ekonomi bagus.
BACA JUGA:Proyek Strategis Nasional Bengkulu Dikebut, Oktober Presiden Jokowi Datang Resmikan
Di antaranya, inflasi dalam negeri terkendali, ekonomi tumbuh bagus, dan nilai tukar rupiah stabil cenderung menguat.