Kaum Ad bersorak gembira dan berkata bahwa hujan sebentar lagi akan turun.
Mereka tidak sadar bahwa awan yg sangat hitam itu adalah pertanda akan diturunkannya azab kepada mereka.
Mereka baru menyadarinya ketika awan itu menghembuskan angin kencang yang bergulung-gulung dan disertai gemuruh petir serta kilat yang menyambar-nyambar.
BACA JUGA:Terdakwa KUR BSI Dituntut Berbeda, Tuntutan Robi Riantoro Lebih Tinggi
Angin kencang yang menyerupai puting beliung itu pun menerbangkan seluruh Kaum Ad dan tak satupun dilewatinya, seperti rumah, pohon, hewan-hewan ternak, batu dan sebagainya.
Seperti itulah nasib Kaum Ad yang sombong dan selalu mengingkari kebenaran-Nya. Dan mereka pun akhirnya binasa akibat azab yang diturunkan oleh Allah.
Sementara itu Nabi Hud dan pengikutnya selamat dari bencana karena mereka telah pergi sebelum itu terjadi. Selanjutnya mereka menetap di daerah Hadramaut.
Nabi Hud wafat diusianya yang ke 472 tahun dan dimakamkan di sebelah timur Hadramaut.
BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Utara Minta Rekrut Kembali 160 Guru PPPK
Nabi Hud Sebagai utusan pilihan Allah SWT juga diberikan mukjizat atau kelebihan seperti nabi dan rasul lainnya.
Mukjizat yang diberikan Allah SWT kepadanya yaitu azab yang diturunkan kepada Kaum Ad dengan datangnya kemarau berkepanjangan dan badai yang sangat dahsyat.
Dan itu adalah sebagai jawaban kepada Kaum Ad yang tidak mau bertobat kepada Allah SWT.
Demikianlah kisah Nabi Hud dan Kaum Ad. Semoga memberikan banyak hikmah kepada kita dan dapat dijadikan pembelajaran bagi umat Muslim. (*)