Mereka tidak percaya dengan kekuasaan Allah SWT. Dan mereka berkata, Mana mungkin orang yang sudah wafat didunia akan dihidupkan kembali diakhirat nanti.
Nabi Hud pun berkata kepada Kaum Ad bahwa ia adalah nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT. Ia menyerukan kaumnnya untuk meninggalkan berhala dan kembali menyembah Allah.
Namun sayangnga, bukannya mengikuti seruan Nabi Hud, Kaum Ad malah memperolok dan menertawakannya.
Karena mereka pikir, tidak mungkin seorang nabi dan rasul itu adalah manusia.
BACA JUGA: Gubernur Rohidin Ajak Warga Bengkulu Dukung Nabila Putri Bintadytama
Lantas Kaum Ad menolak meninggalkan berhala sebagai sembahan mereka. Mereka beralasan bahwa menyembah berhala adalah tradisi yang diturunkan oleh para leluhur mereka.
Dan mereka berkata kepada Nabi Hud bahwa mereka tidak akan meninggalkan tradisi peninggalan leluhurnya.
Namun Nabi Hud terus mendakwahi Kaum Ad. Dan Nabi hud juga mengingatkan kepada Kaum Ad akan azab Allah yang telah menimpa para kaum terdahulu.
Akan tetapi hanya sedikit dari Kaum Ad yang mau mendengarkan. Sebagian besar dari mereka tetap mendustakannya.
BACA JUGA:Ini 8 Lokasi untuk Bersantai Sambil Menunggu Berbuka Puasa di Bengkulu Utara
Kaum Ad bahkan dengan sombongnya menentang Nabi Hud agar meminta Allah menurunkan azab kepada mereka.
Nabi Hud pun sudah kehabisan cara untuk menghadapi kaum Ad, dan Nabi Hud hanya bisa mengadu kepada Allah sambil mengajak kaumnya yang beriman untuk pergi meninggalkan perkampungan Kaum Ad.
Dan ternyata, pengaduan Nabi Hud dijawab oleh Allah. Setelah kepergian Nabi Hud dan kaumnya, perkampungan Kaum Ad mulai dilanda kekeringan.
Hujan pun tak kunjung turun. Sumber mata air habis, sumur mengali kekeringan, hewan-hewan ternak binasa, tanaman dikebun pun layu dan mati.
BACA JUGA:Pincab: Dugaan Korupsi KUR Terungkap Berkat Kerja Sama KC BRI Curup dan Jaksa
Kaum Ad kemudian melakukan ritual untuk meminta agar diturunkan hujan. Tidak lama kemudian, tampak gumpalan awan yang sangat hitam yang menutupi langit diatas perkampungan Kaum Ad.