Sebab jika melakukan rehab secara keseluruhan ruangan yang rusak, maka kebutuhan anggaran mencapai Rp15 miliar sebagaimana hasil taksiran konsultan.
BACA JUGA:Rekomendasi Lelang Direktur RSUD M Yunus Disampaikan ke KASN, Ini Penjelasannya
BACA JUGA:12 Advokat KAI Bengkulu Disumpah, Ini Pesan Presiden KAI Indonesia
“Kalau mau dibangun semua, belasan miliar. Sesuai taksiran konsultan Rp15 miliar, tapi dana terbatas dari APBD. Jadi yang ada dimanfaatkan untuk tahun ini,” ucapnya.
Awalnya dikatakannya, pihaknya sudah mengajukan perbaikan menyeluruh gedung yang mengalami kerusakan akibat kebakaran tersebut.
Namun usulan itu tidak disetujui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.
Kendati demikian menurut Saidirman, pihaknya masing mengupayakan agar usulan perbaikan menyeluruh bisa dilakukan
Dengan pengajuan proposal ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI.
“Kalau ada ruang yang belum bisa direhab, diupayakan pengajuan proposal Kementerian Bappenas dan PUPR pusat. Yang kita pastikan tidak mempengaruhi proses belajar mengajar di satuan pendidikan itu,” ucapnya.
Saidir menambahkan, salah satu langkah yang diambil adalah dengan merealisasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sekitar Rp 5,5 miliar untuk pembangunan di SMKN 3 Kota Bengkulu.
"Hanya saja realisasi DAK Fisik tersebut, tetap disesuaikan dengan rencana awal yakni pembangunan laboratorium dan ruang kelas.
Tidak bisa kita pungkiri, alokasi DAK Fisik itu belum mencukupi untuk membangun fasilitas yakni sekitar 30 ruang yang terdampak akibat peristiwa kebakaran," tambahnya.
Lebih lanjut Saidir menyampaikan, untuk perbaikan ataupun rehabilitasi total ruang yang terdampak peristiwa kebakaran, setidaknya membutuhkan anggaran sekitar Rp15 miliar.
"Makanya sejak awal kita pastikan dana yang tersedia bakal digunakan secara efisien dan efektif. Sehingga tidak mempengaruhi proses belajar mengajar," demikian Saidirman.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 3 Kota Bengkulu Mirsalin, S.E, M.Pd, untuk praktek masih tetap dilaksanakan dengan menggunakan seadanya.
"Untuk praktek seperti boga tetap di laksanakan. Untuk perfilman tetap menggunakan alat sederhana. Mungkin pakai hp, atau kalau mendesak kita bisa gunakan sekolah terdekat," tutupnya.