Sementara itu sisanya tersebar di daerah lain dalam jumlah yang cenderung sedikit," ungkap Septi.
Kasus DBD menjadi momok menakutkan bagi warga Kabupaten Seluma, karena kasus ini kembali meningkat secara drastis di awal tahun 2024.
Muhirin mengatakan dari 106 kasus tersebut, Puskesmas yang paling banyak menangani yakni Puskesmas Muara Maras Kecamatan Semidang Alas Maras.
Sedangkan untuk daerah lainnya menyebar hampir merata di 21 Puskesmas lainnya di Kabupaten Seluma.
BACA JUGA:Selama Ramadan Hingga Lebaran, Volume Sampah Diprediksi Meningkat
Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 lalu Dinkes Seluma mencatat ada 193 kasus DBD di Kabupaten Seluma, tiga pasien berujung meninggal dunia pasca mengidapnya.
"Pada tahun lalu kasus DBD di Kabupaten Seluma sebanyak 193 kasus.
Tiga diantaranya meninggal dunia," ungkapnya.
Untuk mencegah penambahan kasus DBD di Kabupaten Seluma, saat ini Dinkes Seluma telah menyebarkan dan menyiapkan bubuk abate secara gratis bagi warga di sejumlah desa/kelurahan yang membutuhkan.
BACA JUGA:APBD Minim, Pembangunan Bengkulu Selatan 2025 Masih Fokus Infrastruktur
Diharapkan ini dapat menekan angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Seluma.
Selain dibagikan dilapangan, bubuk abate tersebut juga disediakan di seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma, agar dapat ditaburkan ke tempat penampungan air milik warga.
"Saat ini untuk abate tersedia di semua Puskesmas di Seluma, itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis.
Kami juga masih intensif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah desa atau kelurahan yang terdapat kasus DBD, tetapi itu sifatnya hanya sementara," terang Muhirin.
BACA JUGA:Imbauan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Saat Membuka Murokaz Al-Quran di Masjid Raya Baitul Izzah
Ia menambahkan, setiap kepala keluarga (KK) akan diberikan bubuk abate secukupnya sesuai kebutuhan, mengingat dosis bubuk abate yang akan ditaburkan ke tempat penampungan air paling banyak setengah sendok makan.