Orangtua memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik anak-anak mereka.
Waktu yang dihabiskan anak bersama orang tua dan keluarga jauh lebih banyak daripada bersama guru di sekolah.
Oleh karena itu, orang tua seharusnya memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat-sifat anak mereka.
BACA JUGA:Catat! Seleksi CPNS dan PPPK Pemprov Bengkulu Dibuka Maret Ini
Sekolah seharusnya mempromosikan kerjasama antara orang tua dan guru dengan mengadakan pertemuan rutin.
“Pendidikan karakter bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Orang tua perlu memberikan contoh yang baik kepada anak-anak mereka dan memberikan dukungan yang tepat agar anak-anak dapat memahami pentingnya pendidikan karakter,” jelas Hanapi.
Selain itu, tambah Hanapi, masyarakat juga harus menyadari bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu faktor penting yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup di masa depan.
Hanapi juga mengatakan, dengan memanfaatkan puasa, diharapkan siswa dapat mengingat dan kembali kepada esensi dirinya yang suci dan mulia, serta menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang bijaksana.
Ketika nilai-nilai fitrah manusia tersebut dipulihkan, solidaritas dan rasa empati terhadap penderitaan sesama makhluk hidup dapat kembali mewarnai hari-hari siswa, sejalan dengan ajaran yang diperoleh selama berpuasa.
“Banyak pembelajaran yang bisa didapat oleh para siswa atau peserta didik di bulan Ramadan ini. Dan sekolah selaku lembaga pendidikan harus bisa merespon positif kondisi dan situasi yang terjadi saat ini sebagai salah satu media pendidikan karakter bagi para peserta didik, sehingga tercipta generasi bangsa yang religius dan cerdas nantinya,” papar Hanapi.(**)