Bahkan jika memungkinkan hingga 300 orang.
Hal tersebut dikarenakan Jepang sedang butuh tenaga kerja produktif, karena kondisi Jepang yang memiliki angka kelahiran rendah dan tenaga kerjanya terbatas.
"Sehingga tenaga kerja Indonesia ini, jika bekerja di Jepang Pendapatannya Rp18-Rp35 juta. Apabila mereka selesai magang 2 hingga 3 tahun, itu bisa diperpanjang lagi," jelas Syarif.
BACA JUGA:Inilah Nasib Honorer: Jangankan THR, Gaji Saja Belum Dapat
BACA JUGA:Pekerjaan DAK Fisik Sekolah Dimulai Setelah Lebaran, Anggarannya Sebesar Rp 5,4 Miliar
Melalui program magang ke Jepang ini, Syarif berharap dapat menjadi penolong untuk mengurangi angka pengangguran di Provinsi Bengkulu.
Dibutuhkan di berbagai bidang yang sifatnya langsung pelayanan kepada masyarakat.
Mulai bidang kesehatan, las, mekanikal, kecantikan dan sebagainya.
"Angka pengangguran di Provinsi Bengkulu sebagaimana diketahui terus bergulir dan sebagainya. Program magang ke Jepang ini salah satu solusi untuk mengatasi itu," ucapnya.
BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Tengah Akan Gelar 9 Kali Pasar Murah Selama Ramadan
BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Asam Kandis Bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Meningkatkan Kesehatan Jantung
Selama ini, program magang ke Jepang kurang ditangkap oleh pemuda karena keragu-raguan dalam administrasi dan persiapan lainnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya sudah menggandeng Nakertrans kabupaten/kota, untuk bisa menyalurkan tenaga kerjanya melalui program tersebut.
"Kita masih punya waktu sekitar 2 bulan untuk persiapan itu," ucapnya.
Informasi mengenai tahapan program dan persyaratan magang dapat diakses melalui laman https://jepang.magangln.id/.
BACA JUGA:BREAKING NEWS : Rumah Kepala Dusun di Bengkulu Utara Terbakar