Namun, yang paling signifikan terlihat pada tahun 1980-an, dimana harga emas tersebut mencapai hingga US$ 850 per onsnya.
Kenaikan permintaan emas batang tersebut disebabkan juga karena reaksi investor atas inflasi.
BACA JUGA:Usung Tema Gempita Hari Raya, ANTAM Kenalkan Emas Idulfitri 2024/1445 Hijriah
Inflasi yang terjadi di Amerika Serikat karena adanya kenaikan harga minyak bumi.
Kenaikan harga minyak bumi inilah yang menyebabkan inflasi ini berkaita erat dengan campur tangan Uni Soviet di Afganistan.
Hal tersebut juga membuktikan bahwa emas dapat berperan penting sebagai lindung nilai jika terjadi inflasi dan juga gejolak geopolitik.
Tahun 1990 Setelahnya, kenaikan harga emas mengalami lonjakan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya, dan kini emas mengalami penurunan secara global.
BACA JUGA:Maybank dan Pegadaian Perluas Akses Investasi Emas
Penurunan harga nilai emas ini terjadi selama dua dekade hingga mencapai titik terendah di harga US$ 254.
Turunnya harga emas di akhir tahun 90-an ini disebabkan oleh dua faktor.
Faktor pertama adalah karena persedian emas yang melonjak.
Penyebabnya adalah karena biaya penambangannya yang turun dan munculnya teknologi-teknologi baru di bidang pertambangan.
Kenaikan persediaan emas juga ditambah dengan kondisi inflasi yang rendah, kehati-hatian kebijakan moneter, dan stabilitas geopolitik.
BACA JUGA:Mana yang Lebih Sehat? Air Kemasan atau Rebusan, Ini 5 Bahayanya
Hal tersebut menyebabkan sebagian besar dari masyarakat Eropa mencairkan tabungan emas mereka.
Masyarakat Eropa saat itu lebih memilih mencairkan emasnya dengan uang tunai.