KORANRB.ID - Provinsi Bengkulu adalah salah satu Provinsi yang ada di Indonesia. Dulunya Bengkulu adalah daerah penghasil lada hitam terbaik.
Sehingga, banyak kerjaan yang datang ke Bengkulu untuk mencari lada hitam ini, baik dari kerjaan nusantara, hingga kerjaan dari luar, seperti Belanda dan Inggris.
Salah satu objek wisata terkenal di Bengkulu adalah, Benteng Fort Marlborough, yang juga merupakan salah satu bukti sejarah keberadaan Inggris di Bengkulu.
Saat ini, Benteng Fort Marlborough menjadi salah satu objek wisata terkenal di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:4 Usaha Ternak dan Budidaya di Kota Bengkulu yang Bisa Hasilkan Cuan
Selain menjadi objek wisata, Benteng yang dibangun oleh Inggris pada 1714 hingga 1719, saat ini menjadi salah satu cagar budaya yang harus terus dilestarikan dan terus dijaga.
Dulunya, Fort Marlborough menjadi benteng pertahanan Inggris di Bengkulu.
Jauh sebelum berdirinya benteng Marlborough oleh Inggris, Bengkulu sudah dikenal sebagai penghasil lada dengan kualitas terbaik.
Karena kualitas lada terbaik inilah, Bengkulu menjadi daya tarik ekonomi dan politik kerajaan-kerajaan Nusantara terutama Aceh dan Banten maupun kolonial Barat ingin datang ke Bengkulu.
Namun, daya tarik ini yang menjadikan Bengkulu terasingkan saat ini. Sampai-sampai banyak orang Indonesia bertanya-tanya dimana letak Bengkulu.
BACA JUGA:139 Warga Kota Bengkulu Diserang DBD, 2 Orang Meninggal Dunia
Padahal Awal berdirinya republik ini tidak terlepas dari peran seorang putri Bengkulu yang telah menjahit bendera pusaka yang dikibarkan saat proklamasi, kemudian menjadi ibu negara, yaitu Fatimawati Soekarno Putri.
Benteng Fort sebagai wisata unggulan di Bengkulu, yang mengangkat Bengkulu menjadi destinasi sejarah budaya di Indonesia.
Berdasarkan beberapa temuan arkeologis, menunjukkan bahwa kebudayaan Bengkulu telah berkembang sejak jaman megalit yang tersebar di seluruh wilayah provinsi Bengkulu.
Pemukiman megalitik di wilayah Bengkulu berbentuk pola mengelompok yang ditimbulkan oleh adanya pola subsistensi sebagai suatu strategi dalam menyiasati kondisi alam yang menjadi sumber dari subsistensi mereka.