Praktik Korupsi Bengkulu Tempo Dulu, Pemecatan Pribumi Pertama Ketahuan Korupsi Berujung Tragedi Mount Felix

Kamis 28 Mar 2024 - 08:21 WIB
Reporter : Abdi Latul Fatwa
Editor : Ade HR

Alhasil, praktik koruptif dan pemerasan tersebut hanya merugikan pemerintah Inggris, lebih-lebih petani. 

Para petani kebun semakin terjerat oleh hukum perdagangan yang tidak jelas baik dilakukan oleh para amtenar maupun oleh para kepala pribumi yang cenderung korup.

BACA JUGA:Ajib! Ini 6 Fakta Unik Ayam Cemani, Mahal dan Langka berikut Mitos dan Manfaat Kesehatannya

Pemecatan Pejabat Pribumi hingga Tragedi Mount Felix 1807.

Residen Thomas Parr yang bertugas di Bengkulu 1805-1807, dikenal sebagai pejabat yang tertib dan keras hati memperjuangkan kepentingan Inggris di wilayah jajahannya. 

Ketika ditugaskan ke Bengkulu, Parr banyak melaporkan penyelewengan di kalangan pejabat pribumi dan juga amtenar Inggris, seperti yang terjadi pada Thomas Blair, residen Sillebar yang dinilainya kurang cakap menjalankan tugas.

Dalam tulisan Joana Cicely Fenell "The Assasination of Thomas Parr" disebutkan, sebelum dilantik jadi residen Bengkulu pada April 1805, Parr adalah usahawan senior yang banyak berhubungan dengan kompeni dagang Inggris untuk Hindia Timur.

BACA JUGA:Terbukti! Ini 4 Trik Dapat Saldo DANA Gratis dari Google, Lumayan untuk Tambah THR

Pemecatan pejabat pribumi yang ketahuan korupsi kali pertama terjadi pada Daeng Mabela. 

Mabela adalah pemuka masyarakat Bugis yang ada di Bengkulu.

Dia diangkat sebagai kapten, jabatan yang lazim diberikan kepada pemimpin komunitas suku dalam masyarakat jajahan.

Dalam kasus Mabela, dia dituduh, diduga telah menyelewengkan uang yang semestinya digunakan untuk keperluan karesidenan. 

BACA JUGA:Menjelang Lebaran Waspada Peredaran Upal di Kaur

Karena temuan kasus itu, Daeng Mabela tidak saja dipecat dari kepegawaian kompeni Inggris sebagai kapten, tetapi juga didepak dari keanggotaannya di dewan pangeran, sebuah dewan yang paling bergengsi di antara dewan-dewan pengadilan pribumi yang lain.

Pemberhentian tidak hormat tersebut merugikan sekaligus mempermalukan Mabela, lantaran jabatan yang dipegangnya itu diperoleh secara turun temurun. 

Cara Thomas Parr memerintah sebagai residen, yang terkenal ketat dan teliti atas nama kepentingan kompeni Inggris, pun menimbulkan kebencian di kalangan penduduk.

Kategori :