BENGKULU, KORANRB.ID - Sebanyak 97 ribu lebih keluarga di Provinsi Bengkulu berisiko terjadi stunting.
Data tersebut berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga (PPK-2023) yang tersebar di berbagai tingkat kesejahteraan dan daerah yang ada di Provinsi Bengkulu.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, Zamhari menuturkan pihaknya akan mengintervensi 97 lebih keluarga tersebut merupakan keluarga yang berisiko stunting.
"Kami terus fokus pada intervensi terhadap keluarga-keluarga yang berisiko mengalami stunting, yang bisa disebabkan oleh faktor kesehatan dan lingkungan yang tidak bersih," Kata Zamhari.
BACA JUGA:Musrenbang 2024, Ini Syarat Kepahiang Jadi Lebih Baik
Secara umum, terdapat tiga upaya intervensi yang dapat dilakukan.
Dimulai pada wanita di masa sebelum hamil.
Seperti halnya pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri secara mingguan.
Pemberian TTD ini juga diimbangi dengan aktivitas fisik dan konsumsi makanan bergizi seimbang.
BACA JUGA: Rencana Aksi MCP 2024 Pemkab Rejang Lebong Cegah Korupsi
"Intervensi ini dilakukan untuk memastikan ramaja putri sebelum hamil tidak kekurangan zat besi dan gizi," terangnya.
Selanjutnya, pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil, untuk memastikan gizi dan zat besi pada ibu hamil tercukupi.
"Ini juga dilakukan pemantauan perkembangan janin dengan pemeriksaan ibu hamil minimal 6 kali selama 9 bulan," tambahnya.
Selanjutnya, yakni pemberian makanan tambahan protein hewani pada anak usia 6-24 bulan.
BACA JUGA:Mobil Bak Terbuka Dilarang Angkut Penumpang saat Lebaran