Jumlah tersebut adalah jumlah produksi selama satu tahun di tahun 2023.
BACA JUGA:Mudik, Ini Rute Bus Damri Berikut Harga Tiketnya
Jumlah tersebut masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan cabe di Bengkulu Utara.
2. Cabe Berasal Dari Luar Daerah
Selama ini cabe di Bengkulu Utara sebagian besar berasal dari Kepahiang dan Rejang Lebong.
Hal ini sangat berpengaruh dengan harga karena terkait dengan transportasi cabe tersebut yang juga harus ditanggung pembeli.
Selain itu, jumlahnya juga terbatas sehingga sangat berpengaruh di dengan harga.
3. Faktor Cuaca Tak Mendukung
Cuaca panas di Bengkulu Utara tidak cocok untuk tanaman cabe.
BACA JUGA:Harga Melejit Naik, Marak Pencurian Buah Kopi Merah
Hanya ada beberapa bulan yang biasanya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk bertanam cabe diatas musim hujan namun dengan curah hujan yang tidak terlalu tinggi dan sering.
Cabe bisa tumbuh dengan baik dan cepat di wilayah yang hawanya sejuk layaknya pegunungan.
Sehingga di Bengkulu Utara hanya ada beberapa kecamatan yang cocok untuk bertanam cabe seperti di wilayah Kecamatan Arma Jaya dan sebagian KEcamatan Giri Mulya dan Padang Jaya.
4. Permintaan Meningkat
Kondisi seperti menjelang Idul Fitri ini tentunya waktu yang paling berpotensi untuk naiknya harga cabe.
Selain cabe lokal yang banyak gagal panen karena perubahan cuaca dan tidak adanya cabe lokal Bengkulu Utara.