Inflasi Terkendali, Jangan Panic Buying

Senin 08 Apr 2024 - 21:18 WIB
Reporter : Bella Wilianti
Editor : Ade HR

Terkait dengan Inflasi, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, sebelumnya memprediksi inflasi Provinsi Bengkulu pada Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri 2024 masih terkendali sesuai dengan rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen.

"Kami sih memperkirakan memang tekanan inflasi di Ramadhan ini masih cukup tinggi ya karena ada kenaikan permintaan, berbagai upaya dimaksimalkan, mudah-mudahan cukup efektif meredam inflasi," kata Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha di Bengkulu.

Dia mengatakan walaupun terjadi kenaikan inflasi namun diperkirakan masih berada pada batas atas rentang target inflasi yang telah ditetapkan nasional.

"Masih dalam ekspektasi, tapi pada batas atasnya, sasaran inflasi 2,5 plus minus satu persen, kami akan mencermatinya, angkanya sepertinya masih 3 persen lebih," kata dia.

BACA JUGA: Bupati Salat Id di Masjid Agung, Ketua MUI Khatib

Bank Indonesia yang juga merupakan bagian dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu berharap upaya penyediaan pasar murah yang masif dapat meredam tekanan inflasi provinsi berjuluk Bumi Rafflesia tersebut.

"Mudah-mudahan dengan adanya pasar murah yang masif itu bisa meredam tekanan inflasi agar tidak terlalu tinggi," kata dia.

Seperti diketahui, postur perekonomian Provinsi Bengkulu didominasi oleh sektor konsumsi. 

Tingkat konsumsi yang tinggi tentu akan memberikan stimulus bagi perekonomian tanah kelahiran ibu negara pertama Fatmawati Soekarno itu.

BACA JUGA:Banjir, Jalan Lintas, Klinik Kesehatan dan Ratusan Rumah Terendam

Namun, hal konsumsi yang tinggi tentunya juga akan mendorong inflasi Bengkulu ke angka lebih tinggi.

Oleh karena itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah telah mengingatkan masyarakat agar bijak berbelanja, sehingga konsumsi masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri 2024 menjadi konsumsi yang tepat dan sesuai kebutuhan.

"Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong perekonomian ke level yang lebih baik namum tidak menyebabkan lonjakan tinggi angka inflasi, yang dapat memberikan dampak negatif pula pada perekonomian," demikian Dhita. (

 

Kategori :