"Patut kita maklumi karena kondisi perawatan dari masyarakat dan harga pupuk yang terus meningkat seperti saat ini," tambah Ahmad.
Sebagai solusi agar produksi pertanian kelapa sawit meningkat, pemerintah sebut Ahmad sejak tahun 2021 lalu melakukan program replanting kelapa sawit atau peremajaan.
Di Kabupaten Bengkulu Selatan sejak tahun 2021 lalu hingga tahun 2023 program replanting telah mencapai 1 ribu hektare.
Namun jumlah tersebut masih jauh dari target.
Sebab target Direktorat Jenderal (Dirjend) Perkebunan Kementerian Pertanian RI 1.500 hektare per tahun.
"Untuk meningkatkan produksi TBS kelapa sawit salah satunya dengan replanting, dan sekarang ini sudah berjalan tapi belum mencapai target," terang Ahmad.
BACA JUGA:Benarkah Cacing Tanah Bisa Mengatasi Tifus? Begini Penjelasannya
Tahun 2024 ini total usulan program replanting yang masuk 500 hektare.
Rinciannya 2 kelompok di Kecamatan Pino, 2 KedurangIlir, 1 di Pino Raya dan 1 Kecamatan Manna.
Ahmad menambahkan, program replanting kelapa sawit di Indonesia akan ditingkatkan.
Selama ini program replanting kelapa sawit tersebut hanya dibiayai Rp 30 juta per hektare.
Per April 2024 ini akan ditingkatkan menjadi Rp 60 juta per hektare.
Pemerintah mempertimbangkan penambahan anggaran replanting itu agar pembangunan perkebunan masyarakat betul-betul terlaksana hingga menghasilkan.
Artinya selama tiga tahun replanting kelapa sawit akan terbantukan dengan anggaran Rp 60 juta per hektare tersebut.
BACA JUGA:Pilgub Bengkulu 2024, Adu Kuat Politikus 'Gajah'! Ini Kandidat yang Diprediksi Bakal Maju
"Dengan penambahan Rp 60 juta itu artinya ada pembiayaan, fasilitas yang bisa dipenuhi sepanjang tahun sampai tanaman menghasilkan," beber Ahmad.