5 Tebat di Bengkulu Selatan Ini Jadi Lokasi Percobaan Pengembangan Ekowisata
Bupati Bengkulu Selatan H.Rifai Tajuddin didampingi Wakil Bupati Yevri Sudianto dan rombongan saat menebar benih ikan Nilem di Tebat Rukis.--RIO/RB
KORANRB.ID - Pemkab Bengkulu Selatan tebar 33 ribu ekor benih ikan air tawar di lima tebat Bengkulu Selatan. Langkah ini dilakukan dalam upaya mengembangkan konsep ekowisata berbasis perikanan air tawar di Bengkulu Selatan.
Ikan air tawar yang ditebar Pemkab Bengkulu Selatan adalah jenis ikan Nilem. Adapun lima titik lokasi penebaran benih ikan tersebut Tebat Desa Selali Kecamatan Pino Raya, Tebat Desa Pagar Dewa Kecamatan Kota Manna, Tebat Desa Ketaping Kecamatan Manna, Tebat Gelumpai Kecamatan Pasar Manna, dan Tebat Rukis Kecamatan Pasar Manna.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem tebat, tetapi juga menjadi langkah awal penilaian kesesuaian perairan tebat di Bengkulu Selatan untuk budidaya ikan nilem dalam skala lebih besar.
Dalam tahap awal ini, pemerintah daerah menempatkan penebaran sebagai uji coba selama tiga bulan. Apabila pertumbuhan ikan menunjukkan hasil baik dan stabil, maka jumlah benih akan ditambah dan dikembangkan menjadi daya tarik wisata perikanan.
BACA JUGA:Kejari Bengkulu Selatan Musnahkan Barang Bukti 23 Perkara dan Kembalikan KN Rp326 Juta
BACA JUGA:Sisa 45 Pertek PPPK Paruh Waktu Belum Terbit, BKD Target Rampung 2 Hari
“Kita lihat dulu, mudah-mudahan benih ini pertumbuhannya bagus,” kata Bupati Bengkulu Selatan H.Rifai Tajuddin.
Bupati juga menambahkan bahwa pemerintah berharap tebat-tebat ini dapat menjadi ruang wisata alternatif bagi masyarakat lokal maupun pendatang. Keberadaan ikan yang hidup dan berkembang di dalam tebat akan menciptakan nilai tambah, baik secara ekologis maupun ekonomi.
“Kami harap ikan ini bisa berkembang dan menarik wisatawan untuk berkunjung,” ungkap Rifai.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perikanan Bengkulu Selatan, Nengsi Apriani, S.Pi, menjelaskan bahwa ikan nilem dipilih karena karakteristiknya yang mudah beradaptasi pada perairan tenang. Program ini juga menjadi bagian dari pemulihan ekosistem perairan kecil sekaligus mendukung keberlanjutan pangan lokal.
BACA JUGA:Toga di Usia Senja, Wisuda Lansia BESATU Penuh Haru dan Kebanggaan
BACA JUGA:Kursi Direksi Bank Bengkulu Masih Kosong, Seleksi Kembali Dibuka, Pendaftaran Berakhir Hari ini
"Jika pertumbuhannya sesuai harapan, kita akan tambah jumlah benihnya. Kalau tidak, kita ganti jenis ikan lain yang lebih kompatibel,” jelas Nengsi.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan metode pemantauan berkala, mulai dari kualitas air, ketersediaan pakan alami, hingga identifikasi potensi gangguan ekosistem. Menurutnya, keberhasilan program ini dapat menjadi jalan pembuka bagi pengembangan wisata edukasi perikanan di Bengkulu Selatan.