Mendorong Kemandirian Masyarakat Dalam Pembuatan Minyak Sawit Sederhana

Sosialisasi: Tim PPM FP UNIB saat mensosialisaskan penelitian pengelolaan kelapa sawit sederhana--Ist/rb

BENTENG. KORANRB.ID - Harga sawit rendah pernah terjadi beberapa kali dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini. Kondisi harga sawit yang sangat rendah menjadi sangat miris karena harga jual tidak dapat menutupi modal pemeliharaan dan pemanenan sawit oleh masyarakat. Namun semua ini berbandung terbalik dengan harga minyak goreng sawit sangat mahal hampir tak terbeli oleh masyarakat. Hal tersebut karena komoditas sawit terbelenggu oleh pasar dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Masyarakat tidak pernah berpikir atau diarahkan untuk mengolah secara mandiri atau membuat turunan produk sawit secara mandiri.

Menurut Dr. Yazid yang merupakan dosen di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu mengatakan, keberadaan sawit di Indonesia pengembangannya langsung pada bentuk perusahaan perkebunan berupa estate dan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Berbeda dengan negeri asal tanaman kelapa sawit yaitu Nigeria, disana CPO diolah secara tradisional. Pengolahan CPO secara tradisional di negara Nigeria ini selanjutnya menjadi bermacam hidangan dari sawit, bahkan di pasar tradisional CPO dijual untuk dimasak oleh masyarakat.

“Saya pun bingung ketika melihat masyarakat perkebunan sawit di Indonesia ketika harga sawit rendah, terlihat pasrah dan buntu seolah tidak bisa berbuat apa-apa. Apakah tidak ada yang mengajarkan selama ini tentang eksploitasi mandiri dimana masyarakat seharusnya diajarkan untuk berinovasi terhadap pembuatan produk turunan dari komoditas strategis ini,” ungkapnya

BACA JUGA:15 Warga Diberikan Bansos Terencana

Kalau dipikir-pikir ada IPB, ITB, UGM dan institusi lainnya yang sangat mumpuni menangani permasalahan tersebut. Setelah lama memikirkan hal tersebut maka pihaknya dari Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu berinisiatif mengadakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi berupa Pengabdian Pembinaan kepada Masyarakat di wilayah Masyarakat perkebunan sawit di Bengkulu.

“Kegiatan pengabdian pembinaan kepada Masyarakat ini dilaksanakan di Dusun Pasar Bembah Kecamatan Air Napal Bengkulu Utara. Dusun Pasar Bembah terletak di perbatasan antara Bengkulu Tengah (Benteng) dan Bengkulu Utara (BU) sekitar 400 meter dari garis Pantai Bengkulu, komoditas utama yang dikembangkan di Dusun Pasar Bembah ini adalah tanaman kelapa sawit,” ujarnya.

Hampir sepanjang garis pantai antara Benteng dan BU didominasi oleh tanaman kelapa sawit, dimana 80 % masyarakatnya hidup dari perekonomian kelapa sawit tersebut. Saat ini Masyarakat Dusun Pasar Bembah sudah memulai perekonomian komoditas sawit secara mandiri dengan memanfaatkan potensi brondolan sawit. Yang mana sawit restan ini menjadi permasalahan sebagai penyebab kadar ALB tinggi.

BACA JUGA:Dana Hibah Pilkada Rp33,6 Miliar

Brondolan sawit tersebut saat ini sudah terdapat penampungan dan suatu pengolahan industri kecil untuk menghasilkann CPO asam tinggi. Industri ini telah berdiri sekitar satuu setengah tahun lalu dengan kapasitas pengolahan 2 ton/hari. Produk CPO asam tinggi merupakan produk industri kecil yang saat ini mulai banyak dikenal. CPO asam tinggi merupakan inovasi masyarakat dalam memanfaatkan brondolan sawit yang pemasarannya dijemput oleh pengusaha boidisel dari Provinsi Palembang.

Bersamaan dengan hal tersebut Masyarakat Dusun Pasar Bembah juga sangat tertarik untuk mengolah atau membuat suatu produk turunan dari CPO asam tinggi tersebut.  Apabila masyarakat dapat menguasai teknologi sederhana dari pemanfaatan CPO asam tinggi ini, maka perkembangan perekonomian masyarakat perkebunan sawit akan berubah menjadi ekonomi mandiri. Pengembangann desa secara mandiri berbasis keunggulan lokal inilah yang suatu saat akan merubah pardigma industri pengolahan minyak sawit.

“Tim kami telah berinsiatif untuk melakukan suuatu kewajiban Tridarma Perguruan Tinggi yaitu kegiatan pengabdian kepada Masyarakat. Tim Pengabdian Pembinaan kepada Masyarakat ini terdiri dari saya sebagai ketua dengan anggota Ir. Hidayat Koto, M.Sc dan Ulfa Anis, M.Sc serta beberapa mahasiswa aktif yang membantu jalannya proses kegiatan pengabdian ini,” terangnya

Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan program pengabdian pembinaan kepada masyarakat ini, dimana banyaknya pertanyaan dari tokoh masyarakat, pelaku bisnis lokal serta dari ibu rumah tangga. Hampir semua pertanyaan yang diberikan selalu diakhiri dengan harapan dari kegiatan pengabdian ini. Pengabdian kepada masyarakat ini bertema ‘Pembuatan Minyak Sederhana dari Kelapa Sawit’, dimana dalam materi penyuluhan dan pelatihan ini diperkenalkan teknik dan teknologi tepat guna dalam pembuatan CPO skala industri rumah tangga serta pembuatan produk turunannya.

BACA JUGA:Pengelolaan Kolam BBI Tak Jelas

Dalam penyampaian materi pembuatan minyak sederhana oleh Dr. Yazid Ismi Intara diperkenalkan teknologi dan teknik pembuatan minyak manis, biodiesel dan biosolar. Beberapa anggota masyarakat sangat tertarik terhadap materi ini khususnya pada pembuatan minyak manis dan biodiesel. Hal ini seperti yang diberikan pertanyaan oleh Asmadi selaku penguusaha CPO asam tinggi di Dusun Ps. Bembah, menanyakan tentang potensi pembuatan minyak manis dari CPO asam tinggi serta potensi pembuatan biodiesel secara mandiri atau menggunakan teknologi sederhana.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan