4 Bulan, 3.429 Kasus Diare dan 729 Kasus Tifus di Bengkulu, Ini Rincian Wilayah Temuannya
PENDAFTARAN: Kondisi pendaftaran Intlasi Gawat Darurat (IGD) di salah satu rumah sakit M. Yunus Kota Bengkulu.--BELA/RB
Karena banyak sekali ditemukan vektor seperti lalat buah yang dapat mengkontaminasi makanan dan tangan kita.
Sehingga pada saat lupa mencucinya, kuman tersebut bisa masuk ke dalam tubuh," jelas Ruslian.
BACA JUGA:Digelontorkan Dana Rp1,3 Miliar, Program BSPS Belum Berjalan
Meski begitu, penanganan dua penyakit ini bisa dilakukan secara mandiri sebelum ke rumah sakit.
Untuk diare, Ruslian menyarankan, jika sudah terjadi lebih dari 3 kali BAB maka harus banyak minum air putih atau membuat larutan gula garam sendiri seperti yang didapatkan di rumah
. Hal itu bertujuan untuk mengganti cairan tubuh.
"Jika sudah makan obat secara mandiri, tetapi tidak sembuh.
Maka harus segera ke dokter ataupun ke Puskesmas," ujarnya.
BACA JUGA:Residivis Curat di Seluma Berulah, Terancam 5 Tahun Penjara
Sementara untuk demam tifoid atau tifus, jika sudah ada gejala seperti demam dan skait perut, maka segeralah dibawa ke fasilitas kesehatan maupun dokter.
"Untuk tifus ini, tidak bisa diobati secara sendiri.
Penderita harus melaporkan ke dokter atau fasilitas kesehatan lainnya untuk diperiksa laboratorium," ucapnya.
Sementara untuk DBD yang juga kasusnya cukup tinggi di Provinsi Bengkulu, Ruslian menyarankan bila sudah dilakukan dan memang ada indikasi DBD, maka pihak puskesmas setempat akan langsung melakukan fogging atau penyemprotan.
BACA JUGA:Ayo Rebut Rp10 Juta, Lomba Sayembara Maskot dan Tagline Pilkada Kepahiang 2024
Namun, jika tidak ada ditemukan minimal 3 orang yang terkena demam di daerah yang terindikasi, maka langka yang dilakukan hanya sekadar memberantas sarang nyamuk dengan cara 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur.