Industri Pengolahan Masih Ekspansif, Iklim Usaha Global Turun

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif.-foto: kemenperin/koranrb.id-

BACA JUGA:Permudah Pembayaran PBB-P2, Bapenda Buka Loket Pembayaran di Kantor Camat Gading Cempaka

Selain faktor ketidakpastian ekonomi global, beberapa faktor yang mendorong penurunan nilai IKI adalah faktor musiman libur hari raya Idul Fitri dan cuti bersama yang menyebabkan aktivitas industri menurun karena hari kerja berkurang.

Kondisi dalam negeri seperti kenaikan harga bahan pangan yang mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya juga berdampak pada penurunan nilai IKI pada periode ini.

Meskipun demikian, 19 subsektor masih mengalami ekspansi dengan kontribusi terhadap PDB tahun 2023 sebesar 87,7%.

Ekspansi tertinggi dialami oleh industri makanan walaupun mengalami penurunan nilai IKI, diikuti oleh industri minuman yang juga mengalami penurunan nilai IKI, dan Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki (nilai IKI meningkat).

Bahkan, terdapat 2 (dua) subsektor yang mengalami perubahan level menjadi ekspansi, yaitu Industri Tekstil dan Industri Kayu, Barang Kayu, dan Gabus. 

Nilai IKI Industri tekstil pada April ini meningkat cukup signifikan dan menghantarkan industri ini mengalami ekspansi pertama kali sejak IKI dirilis pada bulan November 2022.

Peningkatan nilai IKI industri tekstil ditunjang oleh peningkatan nilai IKI variabel produksi yang cukup tinggi dan variabel persediaan yang menunjukkan produknya terserap optimal ke pasar.

Hal ini diduga sebagai dampak pemberlakuan Permendag No. 3 tahun 2024 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor sehingga menekan masuknya produk impor.

BACA JUGA:Kamu Harus Tahun, Ini Dampak Minum Es di Siang Hari, Ini Penjelasannya.

Walaupun demikian, kondisi pasar masih lesu terlihat dari nilai variabel pesanan baru yang masih terkontraksi, terutama pasar domestik.

Sedangkan, kenaikan level ekspansi Kayu, Barang Kayu, dan Gabus didorong oleh peningkatan produksi dan penyerapan persediaan produk untuk memenuhi pesanan sebelumnya dari luar negeri.

Sementara itu, terdapat 4 (empat) subsektor yang mengalami kontraksi setelah sebelumnya mengalami ekspansi yaitu Industri Alat Angkutan Lainnya, Industri Komputer, Barang Elektronik & Optik, Industri Logam Dasar, dan Industri Furnitur.

Penurunan nilai IKI subsektor Industri Alat Angkutan Lainnya disebabkan oleh penurunan pesanan domestik, ditunjukkan oleh menurunnya penjualan sepeda motor pada periode libur Lebaran sehingga aktivitas produksi dan pengiriman terhenti, serta pola konsumsi masyarakat.

Demikian pula dengan subsektor Industri Komputer, Barang Elektronik & Optik yang mengalami penurunan nilai IKI pesanan baru karena penurunan pesanan domestik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan