April Inflasi Naik 0,16 Persen, Bapok dan Transportasi jadi Penyumbang
BPS: Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bengkulu selaku pencatat dan penghitung angka inflansi di Kota Bengkulu. WEST JER TOURINDO/RB--
KORANRB.ID – Beberapa sektor ikut sumbang naiknya inflasi Kota Bengkulu, untuk lengkapnya sektor transportasi dan perekonomian pasar adalah penyumbangnnya.
Fungsional Statistisi Ahli Muda BPS Kota Bengkulu, Ibramsyah, SST menjelaskan kenaikan inflasi month to month (m-t-m) Kota Bengkulu pada April 2024 sebesar 0,16 persen.
Disebabkan beberapa faktor seperti naiknya harga tiket transportasi udara, juga transportasi darat antar kota karena arus mudik dan balik masyarakat yang merayakan Idul Fitri 1445 H.
“Sektor transportasi ikut sumbang naiknya Inflasi Kota Bengkulu m-t-m,” jelas Ibramsyah.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Optimis 130 Atlet Juara di POPDA 2024
BACA JUGA:Rakerda Program Penurunan Stunting Provinsi Bengkulu
Lalu harga komoditas emas khususnya emas perhiasan yang juga menyebabkan kenaikan inflasi karena permintaan emas perhiasan saat lebaran memang selalu naik.
Sementara dari sektor konsumsi makanan ada komoditas bawang merah yang turut menyumbang kenaikan inflasi pada April 2024.
"Selain transportasi ada penyumbang lainnya yaitu sektor ekonomi pasar seperti Bahan Pokok (Bapok),” ungkap Ibramsyah.
Komoditas Bawang merah harganya melonjak cukup tajam karena pasokannya yang sedikit. Di sisi lain harga beras sudah cendrung stabil, tetapi masih berpengaruh terhadapa Inflasi.
BACA JUGA:Cek Daftarnya di Sini! Berikut Harga Emas Batangan Antam, Kamis 9 Mei 2024
BACA JUGA:Rencana Pengelolaan Kawasan Danau Dendam Tak Sudah Dipihakketigakan
Bila dirunutkan komoditas makanan yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m yaitu: bawang merah sebesar 0,13 persen; ikan dencis sebesar 0,06 persen: daging ayam sebesar 0,05 persen; kentang dan jeruk masing-masing sebesar 0,04 persen.
Selanjutnya ada bawang putih sebesar 0,03 persen; tomat dan daging sapi masing-masing sebesar 0,02 persen; serta ikan nila sebesar 0.01 persen.