Sejarah Konflik Palestina - Israel, Berawal dari Imigran Yahudi
Sejarah Konflik Palestina - Israel, Berawal dari Imigran Yahudi--
Deklarasi Balfour diilhami oleh permintaan Chaim Weizmann, seorang Yahudi Inggris yang ingin wilayah Palestina sebagai "rumah" bagi umat Yahudi.
Meskipun awalnya ditawarkan Uganda, Weizmann menolak dan meminta Palestina karena Perjanjian Sykes-Picot membuat Palestina milik Inggris.
Kaum Yahudi, terutama Zionis, senang dengan deklarasi ini, sementara bangsa Arab di Palestina tidak setuju.
Wilayah Palestina merupakan bagian wilayah dari Dinasti Usmaniyah atau Otoman Turki.
BACA JUGA:Ternyata Ini Sejarah Panjang Nasi Bungkus di Indonesia
Wilayah ini disebut dengan Filastin atau Al-Ard Al-Muqaddasa
atau yang berarti tanah yang suci (Shibudi, 1993, p. 44).
Masyarakat tersebut Wilayah Palestina terletak di Timur Tengah, berbatasan dengan sungai Yordan, Lautan Tengah, Libanon, dan Sinai Mesir.
Wilayah ini strategis karena menghubungkan Asia, Eropa, dan Afrika.
Pada Perang Dunia I, Palestina dimiliki oleh Turki Utsmani.
Nasionalisme Arab tumbuh, ingin melepaskan diri dari Turki Utsmani.
Inggris membuat kesepakatan dengan Arab untuk membantu mereka lepas dari kekuasaan Turki Utsmani.
BACA JUGA:Kades Diberhentikan Sementara, Sekdes Dusun Baru Seluma Jabat Plt Kades
Inggris dan Perancis membagi wilayah kemenangan Perang Dunia I. Perancis menguasai bagian barat Syiria, Damaskus, Mosul, dan Aleppo. Inggris menguasai Iraq, Mesir, Arab Timur, Jaffa, dan Jerusalem.
Perjanjian Sykes-Picot dibuat pada tahun 1916.