Masyarakat Masih Khawatir Gunakan Kendaraan Listrik, Ini Alasannya
SPKLU: Pengguna mobil listrik mengisi bahan bakar di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Rest Area 130 tol Cikopo-Palimanan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.-foto: jpg/koranrb.id-
Mulai aksesibilitas, jarak tempuh, biaya, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang menghambat integrasi kendaraan listrik bagi mobilitas konsumen sehari-hari.
"Dengan memahami tantangan dan preferensi konsumen, sinergi ini menjadi kunci untuk mendorong adopsi EV secara lebih luas serta meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia," papar Timothy.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Harris mengakui, kekhawatiran masyarakat untuk memakai kendaraan listrik saat ini memang masih ada.
BACA JUGA:Bahaya! Segera Lakukan Ini Bila Warna Urinmu Keruh, Jangan Disepelekan
Padahal, keunggulan utamanya adalah tidak perlu merogoh kocek untuk membeli BBM (bahan bakar minyak).
Karena itu, dia berharap masyarakat mempertimbangkan penggunaan kendaraan listrik, baik itu sepeda motor maupun mobil.
"Karena saat ini arah kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sambil pertumbuhan ekonomi dijaga sekaligus membuat lingkungan semakin bersih," ujarnya.
Menurut data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sampai 2023, mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) mencatatkan penjualan 17.062 unit atau melonjak sekitar 65,2 persen (YoY) jika dibandingkan dengan tahun 2022.
Capaian tersebut sekaligus menjadi rekor tertinggi baru.
Namun, secara kumulatif, penjualan mobil BEV belum mampu menyaingi penjualan mobil konvensional.
Bahkan, angkanya masih jauh dari mobil hybrid yang mencatatkan capaian penjualan sebanyak 54.656 unit dan ekspor 27.710 unit pada 2023.