Makin Panas! Kades Air Latak Datangi Polisi, Keluhan Mahasiswa KKN UINFAS Dinilai Coreng Nama Baik Desa

Kades Air Latak mendatangi Satreskrim Polres Seluma untuk berkonsultasi terkait keluhan mahasiswa KKN yang dinilai mencemarkan nama baik desa--Zulkarnain Wijaya

Namun Dwi juga memberikan lampu hijau jika nantinya ada peluang untuk memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak.

"Nanti akan kita klarifiksi dulu dari kedua pihak untuk mengetahui ada unsur pidana atau tidak.

Kita juga siap membantu fasilitaskan agar permasalahan cepat clear,”singkat Dwi.

Sebelumnya diberitakan RB. Ketua kelompok KKN 149, yakni RDA. Sebelumnya mereka mengaku proses KKN berjalan dengan lancar dan diterima baik oleh masyarakat sekitar.

Namun setelah berjalan beberapa hari, ada beberapa oknum pemuda desa yang mengusik dan memberikan beberapa ancaman sehingga mengganggu proses berjalannya KKN.

BACA JUGA:Pemanjat Ulung! Berikut 6 Fakta Unik Horned Guan, Suka Makan Buah

“Selama 7 hari di lokasi tersebut, beberapa pemuda desa datang dengan keadaan mabuk, ada satu malam pemuda tersebut membawa tuak dan speaker organ masuk ke dalam sekretariat,” ungkap RDA.

RDA mengaku, oknum pemuda tersebut meminta agar mahasiswa/i yang menjalani KKN untuk menyambut mereka.

Oknum tersebut akan memberontak jika mahasiswi anggota KKN tidak menemani kedatangan mereka yang berkunjung hingga larut malam.

Bahkan diungkapkan RDA, pemuda desa kerap datang hingga pukul 02.00 WIB atau 03.00 WIB.

Atas hal tersebut, anggota KKN tersebut sempat melaporkan masalah tersebut ke Imam Masjid, Tokoh Masyarakat, tetangga, pemilik rumah (Sekretariat) hingga ke kepala Desa.

BACA JUGA:Penjualan Daihatsu Meningkat di Semester 1 2024, Kenaikan Market Share Tembus 20,7 Persen

“Setiap malam mereka mendatangi sekre kami, sebenarnya tidak masalah. Namun karena banyak anggota yang wanita maka waktunya kami batasi hingga pukul 23.00 WIB, namun sepertinya mereka tersinggung dan merasa tidak dihargai,”papar RDA.

RDA juga mengaku selama di desa tersebut, mereka terutama anggota perempuan terus mendapatkan ancaman dan pelecehan seksual secara verbal (cat calling).

“Anggota saya yang perempuan terus di panggil dengan kata “Sayang” atau “Beb”, jadi mereka sangat ketakutan, apalagi mereka datang dengan keadaan mabuk,”imbuh RDA.

Tag
Share