BMKG: Hujan di Musim Kemarau Normal Terjadi, Bukan Disebabkan Anomali Iklim
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.-foto: bmkg.go.id/koranrb.id-
"Sebuah kejadian cuaca, umumnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor tersebut," ujarnya.
Mengenai fenomena hujan lebat dalam beberapa hari terakhir di beberapa wilayah Indonesia, hal itu disebabkan oleh dinamika atmosfer skala regional yang cukup signifikan.
Di antaranya, termonitornya aktivitas fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuatorial, dan Gelombang Kelvin.
MJO adalah aktivitas dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah tropis, di mana terdapat pergerakan sistem awan hujan yang bergerak di sepanjang khatulistiwa, dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika ke Samudra Pasifik dan melewati wilayah Benua Maritim Indonesia.
Fenomena ini, tambah dia, sifatnya temporal dan akan terulang setiap 30 hingga 60 hari di sepanjang wilayah Khatulistiwa.
MJO sendiri, tambah Dwikorita, memiliki perbedaan dalam skala ruang dan waktu dengan musim kemarau.
Jika musim kemarau terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dan berlangsung selama berbulan-bulan, maka MJO hanya terjadi di wilayah yang dilewatinya dan hanya berlangsung dalam hitungan beberapa hari hingga beberapa minggu.
BACA JUGA:Ingin Suasana Rumah Jadi Lebih Sejuk? 15 Warna Cat Ini Cocok Jadi Pilihan
Fenomena MJO ini bisa mempengaruhi pola cuaca dengan meningkatkan kemungkinan adanya periode hujan yang lebih intens, sekalipun itu di musim kemarau.
"Dalam beberapa hari terakhir, terjadi fenomena cuaca MJO yang aktif di sekitar wilayah Samudra Hindia dan mempengaruhi pembentukan awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat,” beber Dwikorita.
Dwikorita juga mengungkapkan selain dipengaruhi iklim dan dinamika atmosfer, tipe hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi topografi.
Kondisi topografi wilayah Indonesia yang merupakan daerah pegunungan, berlembah, banyak pantai, merupakan faktor lokal yang dapat menambah beragamnya kondisi iklim di wilayah Indonesia.
"Keragaman iklim inilah yang menyebabkan wilayah Indonesia terbagi menjadi banyak zona musim, yaitu monsunal, ekuatorial, dan lokal di mana masing-masing tipe zona memiliki periode waktu terjadinya musim hujan dan musim kemarau yang berbeda," bebernya.
Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menambahkan berdasarkan analisis cuaca terbaru dan pengamatan perkembangan kondisi cuaca dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Indonesia, meskipun telah memasuki awal musim kemarau.
BACA JUGA:Antrean Kendaraan Masih Mengular, Pembangunan Jalan Beton Dikeluhkan Pengendara Hingga Pedagang