Hingga Juli, 40 Kasus GHPR Terjadi di Kaur
SAMPAIKAN: Kepala Bidang P2P Benni Siska Sari menyampaikan jumlah kasus GHPR. --RUSMAN AFRIZAL/RB
BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Tengah Salurkan Bantuan Kepada Anak Yatim
"Untuk yang punya hewan peliharaan di jaga, jangan di lepasliarkan," imbaunya.
Sementara itu, di tahun 2023 ada sebanyak 75 orang terkena GHPR.
Jumlah ini cukup banyak, paling banyak kasus diakibatkan oleh hewan peliharaan sendiri seperti anjing dan kucing.
Pantauan 2023 hampir dari 50 persen kejadian ini terjadi di Kecamatan Tanjung Kemuning dan Kecamatan Kaur Tengah yang masih memegang kasus GHPR tertinggi se-Kabupaten Kaur.
BACA JUGA:Erwin-Jonaidi versus Kotak Kosong di Pilkada Seluma? Ini Kata Pengamat Politik
Bahkan, dua Kecamatan tersebut mendapat julukan Rabies Center, karena setiap tahunnya pasti ada kasus GHPR di dua kecamatan tersebut.
Banyaknya warga yang hobi berburu dan memelihara anjing masih menjadi faktor utama tingginya kasus GHPR di dua di dua kecamatan tersebut.
Beruntung meskipun kasus GHPR yang terjadi cukup tinggi tidak ada yang sampai menyebabkan kematian.
Penanganan cepat di setiap Puskesmas menjadi salah satu kunci, virus rabies tidak sempat menyebar ke tubuh orang yang tergigit.
BACA JUGA:Tangani Wilayah Blank Spot, Pemkab Kaur Bagikan Wifi Gratis
Perlu diketahui virus rabies jika sudah menyebar ke tubuh, akan sangat berbahaya bahkan tidak akan bisa ditangani lagi hanya dengan vaksin.