Akses Jalan Berlumpur, Petani Langgar Jaya Menjerit

WARGA: Akses jalan yang masih berupa tanah yang berubah menjadi lumpur ketika musim hujan membuat petani kopi di Langgar Jaya menjerit--Foto: Dokumen.Koranrb.Id

Namun gagal karena penyebabnya, dari 4 usulan dilayangkan Pemkab Kepahiang hanya 2 saja yang terwujud.

BACA JUGA: Punya Riwayat Penyakit Ayan, Petani Kopi Ditemukan Meninggal Dunia

BACA JUGA:Jasa Industri Menjadi Sektor Pendukung Dalam Membangun Industri Nasional

Yakni, link Pusat Pemerintahan - Barat Wetan (eks jalan KTNA) sepanjang 5,1 kilometer dan lebar 7 meter. 

Serta, link Jalan Pemerintahan-Tebat Monok (ringroad) sepanjang 6 kilometer, lebar 7 meter. Kedua link jalan yang telah dikerjakan di penghujung tahun 2023 ini pun, belum sepenuhnya kelar. 

Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kepahiang Teddy Adeba ST ME menerangkan, pihaknya sejak awal telah melayangkan usulan pembangunan sebanyak 4 link. Termasuk di dalamnya pembangunan jalan Langgar Jaya. 

"Yang menentukan pusat, IJD hanya untuk 2 link. Tahun lalu, pengerjaan 2 link juga belum selesai. Tahun ini penyelesaian 2 link ini akan menjadi prioritas," terang Teddy. 

BACA JUGA:Astra Motor Bengkulu Gelar EV Experience Bersama Jurnalis, Kunjungi Astra Motor Padang Jati

BACA JUGA:Tidak Hujan 1 Bulan, Petani di Ipuh Keluhkan Lahan Persawahan Kekeringan

BPJN, Dirjen Binamarga Kementerian PUPR lanjutnya, memiliki banyak pertimbangan untuk menentukan titik mana yang jadi prioritas. 

Untuk diketahui, ada 4 link jalan yang semula diajukan Pemkab Kepahiang masuk dalam program IJD. Yakni, link Cinto Mandi-Langgar Jaya, Renah Kurung-Batu Bandung, Pusat Pemerintahan-Barat Wetan dan jalan pusat pemerintahan- Tebat Monok.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan