Plt Bupati Minta Dinkes Serius Jalankan Program PMT Cegah Stunting
TEGAS : Plt Bupati Lebong, Drs. Fahrurrozi, M.Pd minta Dinkes Lebong segera realisasikan anggaran PMT yang masih tersisa.--Foto: Fiki Susadi.Koranrb.id
LEBONG,KORANRB.ID – Pelaksana tugas (Plt) Bupati Lebong, Drs. Fahrurrozi, M.Pd tegas meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) dapat serius dalam menjalankan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kabupaten Lebong.
Ini disampaikan Plt. Bupati Lebong, Drs. Fahrurrozi, M.Pd, Rabu, 25 September 2024, menanggapi minimnya serapan program PMT di Kabupaten Lebong.
Pasalnya, berdasarkan laporan terakhir Dinkes Lebong, serapan anggaran PMT di Kabupaten Lebong tahun ini, baru di angka 32,98 persen dari total pagu anggaran Rp1 miliar.
“Kalau belum terealisasi, segera realisasikan anggaran yang tersisa,” tegas Fahrurrozi.
BACA JUGA:TPP ASN 2025 Sesuai Standar Hidup Jakarta, Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Aspotmar Kasal Tinjau Program Kampung Bahari Nusantara di Desa Pasar Seluma
Fahrurrozi juga meminta agar Dinkes Lebong dapat menyerap dan melaksanakan program PMT hingga 100 persen di tahun ini.
“Inikan salah satu program pencegahan stunting, mengatasi balita berpotensi kurang gizi di Kabupaten Lebong, maka harus serius kita laksanakan,” ujarnya.
Lanjut Wabup, jika anggaran DAK nonfisik untuk program PMT ini lambat direalisasikan bahkan tidak direalisasikan kepada masyarakat, hal ini akan berdampak buruk pada pertumbuhan gizi balita yang berpotensi gizi buruk di Kabupaten Lebong, bahkan bisa menyebabkan peningkatan angka stunting di Kabupaten Lebong.
“Sekali lagi saya tegaskan, segera realisasikan dengan baik program PMT ini,” tutupnya.
Untuk diketahui, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal merupakan salah satu strategi penanganan masalah gizi pada balita dan upaya pencegahan stunting.
BACA JUGA:Sambungan Listrik Gratis Lanjut Tahun Depan
BACA JUGA:Puskesmas Jalan Gedang Pilot Project Program ILP, Kader Kesehatan Diusul Dapat Insentif
Kegiatan PMT lokal tersebut tidak hanya memberikan makanan tambahan saja tetapi disertai dengan edukasi, penyuluhan, konseling gizi dan kesehatan agar dapat mempercepat proses perubahan perilaku ibu dan keluarga dalam pemberian makan yang tepat sesuai dengan umur, penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan keamanan pangan.