Distan Mukomuko Klaim Pupuk Subsidi Petani 2024 Terpenuhi, Tersisa 2.133 Ton Hingga Akhir Tahun

TANAM: Petani padi sawah menjadi prioritas penyaluran pupuk subsidi. FIRMANSYAH/RB--

Pitri menyampaikan, saat ini masih tersisa pupuk bersubsidi untuk kebutuhan petani selama 3 bulan, yakni Oktober sebanyak 800 ton, November 800 ton dan Desember 532,6 ton. 

Pitri mengatakan, sisa pupuk subsidi ribuan ton tersebut diperuntukan memasuki musim tanam pertama padi sawah yang tersebar mulai dari Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan  XIV Koto, Kecamatan Air Manjuto dan Kecamatan Selagan Raya. 

Ia memastikan stok pupuk bersubsidi dalam kondisi aman dan mencukupi kebutuhan petani selama musim tanam tahun 2024.

BACA JUGA:Pembangunan Mall Pelayanan Publik Mukomuko Diusulkan Kembali Tahun Depan

BACA JUGA:Dishub Mukomuko: Uji KIR Kendaraan Bermotor Gratis

"Kami pastikan stok pupuk bersubsidi dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan petani sepanjang musim tanam tahun ini,” jelasnya.

Lanjutnya, begitu juga dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi selalu menjadi perhatian Distan Mukomuko. 

Di mana ketetapan harga pupuk urea sebesar Rp2.250/Kg, pupuk NPK sebesar Rp2.300/Kg dan pupuk NPK formula sebesar Rp3.300/Kg. Pengusaha depot pupuk pun tidak diperbolehkan menjual pupuk di atas HET.

“Harga sesuai HET juga menjadi perhatian kami, agar petani tidak keberatan membeli pupuk subsidi tersebut,” ujarnya.

Berkaitan untuk pengawasan distribusi Pupuk subsidi hingga ke petani. Distan Mukomuko juga bekerja sama dengan Aparat Penegak Hukum (APH), Pemerintah desa (Pemdes) untuk memastikan bahwa tidak ada pengecer resmi yang menjual pupuk subsidi di atas HET. 

BACA JUGA:2 Tersangka Pemerasan Kades Sungai Lintang Tahanan Kejari Mukomuko Segera Sidang

BACA JUGA:Tahap Awal Beroperasi, Suntikan Dana Untuk RS Pratama Ipuh Rp3 Miliar APBD Mukomuko 2025

Selain itu juga pupuk subsidi ini hanya diperuntukan bagi petani padi dan holtikultura. Bukan untuk petani sawit, maka dari itu saat pembelian petani juga harus terdaftar di dalam kelompok tani non sawit.

“Kita melibatkan pihak terkait dalam pengawasan. Agar pupuk ini benar-benar sampai ke tangan petani dan tidak disalah gunakan, untuk memperkaya diri ataupun oknum lainnya,” tandasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan