Bertani Semangka Usaha yang Menjanjikan

PANEN: Yang tengah dilakukan petani beberapa waktu yang lalu.--istimewa

MUKOMUKO, KORANRB.ID – Selain menjadi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), saat ini remaja milenial di Kabupaten Mukomuko sudah banyak terjun menjadi petani, seperti berkebun semangka. Dimana dalam 70 hari masa tanam semangka sudah mulai panen.

 Sudariyanto (28) warga Desa Manjunto Jaya Kecamatan Air Manjunto menceritakan, menanam semangka ini tidak memerlukan waktu yang lama dan lahan yang luas. Dengan luas  1 Ha bisa menghasilkan semangka mencapai 20 ton dengan modal yang dibutuhkan dari proses pengolahan lahan hingga pemanenan sebesar Rp 30 juta.

BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Melambat 3,49 Persen

“Menanam semangka ini susah-susah gampang yang pastinya dibutuhkan kesabaran, karena harus melakukan perawatan intensif agar tidak merugi dan mendapatkan hasil buah yang maksimal,”kata Sudar

Tidak hanya di Kecamatan Air Manjuto saja, di beberapa wilayah kecamatan lainnya di Mukomuko, sudah banyak anak-anak usia remaja yang mencoba menekuni bertani semangka. 

Pasalnya, selain menguntungkan, bila ditekuni juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, seperti buruh tani harian.

“Yang penting kita usaha, sebab ketika ada jalan pasti akan ada hasil jika kita serius,” ujarnya

BACA JUGA:Gaji Bupati dan Dewan Terancam Tak Dibayar, Juga Dana Insentif Daerah

Diakui Sudar, sebelumnya juga sudah pernah menanam semangka di lahan milik orangtuanya tersebut. Dengan hasil panen sebanyak 15 ton dengan harga semangka Rp5.000 perKg. Dimana jumlah panen tersebut belum maksimal untuk lahan 1 Ha karena masih perdana.

“Waktu pertama saya nanam uang yang bisa didapat Rp75 juta dengan modal Rp30 juta. Jadi selama 70 hari Allhamdulilah saya bisa mendapatkan keuntungan Rp45 juta,” terangnya.

Lanjutnya, untuk penanaman semangka kali ini ditargetkan bisa mendapatkan panen buah maksimal 20 ton. 

Sebab saat ini sudah mulai memasuki musim hujan. Selain itu juga penanaman kedua ini menggunakan pupuk organik, sehingga batang semangka diharapkan bisa lebih bertahan ketimbang penggunaan pupuk kimia. 

Meskipun demikian tetap saja ada kendala yang dihadapi ketika hasil panen berlimpah. Yang terkadang membuat keuntungan berkurang.

“Ketika hasil panen maksimal kendala terbesar yang kami hadapi yaitu pasar. Sebab buah semangka ini hanya bertahan tujuh hari setelah panen, selebihnya akan busuk. Kemudian juga harga beli tengkulak buah semangka ini terkadang sering turun ketika jumlah pasokan banjir, bisa mencapai Rp2.000/kg,” tandasnya. (pir)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan