Alur Pelabuhan Pulai Baai Dangkal, KMP Pulo Tello Tak Bisa Bersandar
“Terimakasih kepada Kepala Basarnas Bengkulu yg sangat sigap bergerak cepat ketika kito laporkan kondisi butuh pertolongan, serta seluruh pihak terkait yg bertugas melayani masyarakat di pelabuhan penyeberangan Pulau Baai Bengkulu,” ucap Syafril.
Sementara itu, Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA Denny menerangkan, pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang semakin parah hingga saat ini belum kunjung dilakukan pengerukan.
BACA JUGA:BUMDes Banyak Mati Suri jadi Perhatian Kejari Kepahiang
BACA JUGA:Paling Lambat Penetapan Paslon Terpilih Kaur Dilakukan Januari 2025
Rencana pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai dengan sistem Joint Fisher Company (JFC) atau pelaku usaha yang di dalamnya Asosiasi Persatuan Batu Bara (APBB) Bengkulu masih pada perdebatan alokasi nilai anggaran.
Saat ini kondisi alur pelabuhan Pulau Baai mengalami pendangkalan sudah berada di angka minus 2 Low Water Spring (LWS).
Begitupun, abrasi yang terjadi juga semakin memperparah kondisi. Panjang abrasi yang awalnya hanya 50 meter kini telah mencapai 1,3 kilometer.
“Pendangkalan terus terjadi dan diperparah dengan abrasi yang semakin meluas,” ungkap RA Denny.
Lebih lanjut, RA Denny mengatakan, upaya pengerukan alur bersama pihak terkait terus dilakukan namun sampai saat ini masih pada pembahasan alokasi nilai anggaran belum final.
“Pengerukan masih menggunakan Sistem Joint Fisher Company namun sampai belum ada final anggaran yang disepakati,” ungkap Denni.
Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Bengkulu akan kembali memfasilitasi rapat pembahasan dengan mengundang para pihak yang terlibat dalam pengerukan alur.
“Jumat (3 Januari, red) mendatang kita akan kembali gelar rapat untuk membahas anggaran pengerukan alur,” terang Denni.
Sekadar mengulas berita sebelumnya, Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan jalur utama distribusi dan ekspor di Provinsi Bengkulu, tengah menghadapi krisis pendangkalan yang semakin parah sejak 2018.
Dampaknya sangat serius, mengganggu distribusi kebutuhan pokok seperti bahan bakar minyak dan beras, hingga menyebabkan penurunan tajam kapasitas ekspor.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, bersama sejumlah pihak terkait, termasuk General Manager Regional II PT Pelindo, Kapolda Bengkulu, Danlanal Bengkulu dan perwakilan instansi lainnya mengadakan rapat koordinasi di kantor PT Pelindo Regional II.