Alur Pelabuhan Pulai Baai Dangkal, KMP Pulo Tello Tak Bisa Bersandar

Usai rapat, Plt Gubernur Rosjonsyah langsung meninjau kondisi kolam dan alur pelabuhan untuk melihat situasi terkini.

"Alur pelabuhan yang sebelumnya memiliki kedalaman 7–11,5 meter, kini hanya tersisa 1,5 meter. Bahkan sebagian kolam breakwater sudah berubah menjadi daratan pasir," ungkap Rosjonsyah.

Ia menegaskan bahwa kondisi ini telah menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian Bengkulu, yang diperkirakan mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah setiap tahunnya.

"Saya minta seluruh instansi terkait segera mencari solusi terbaik agar masalah ini tidak terus berulang setiap tahun," tegasnya.

General Manager PT Pelindo Regional II, S. Joko, mengungkapkan bahwa sedimentasi tinggi yang disebabkan oleh cuaca buruk menjadi penyebab utama pendangkalan.

Akibatnya, kapal-kapal besar sulit masuk dan keluar pelabuhan. Hal ini menurunkan kapasitas angkut barang, menghambat ekspor, serta menyebabkan keterlambatan pengiriman barang.

Ekspor batu bara yang sebelumnya mencapai 10 juta ton per tahun kini hanya mampu mengirimkan 3 juta ton. 

Bahkan, pengangkutan harus menggunakan tongkang untuk memindahkan barang ke kapal besar di tengah laut. 

Selain itu, komoditas ekspor lainnya, seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut, juga ikut terdampak.

Situasi ini mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera mencari solusi konkret agar fungsi strategis Pelabuhan Pulau Baai dapat kembali optimal, sehingga perekonomian Bengkulu dapat terselamatkan.

Diberitakan sebelumnya, tahun ini, terhitung sejak dari Januari-November 2024 bea keluar cangkang sawit hanya Rp944 juta.

Angka tersebut menurun tajam jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang memperoleh bea keluar Rp7,6 miliar.

Penurunan bea keluar tersebut, lantaran terjadinya pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu yang belum kunjung dikeruk.

Sebagaimana diketahui, saat ini pendangkalan alur masih dalam proses untuk dilakukan pengerukan, yang diketahui kedalaman saat ini berkisar 3-4 Low Water Spring (LWS).

“Iya menurun drastis, tahun ini bea keluar Rp944 juta. Dibandingkan tahun lalu Rp7,6 miliar. Ini karena adanya pendangkalan alur,” sampai Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bengkulu, Koen Rachmanto.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan