Suku Bugis, Karya Sastra Terpanjang di Dunia, Dikenal Taat Beribadah dan Tradisi Merantau

SUKU BUGIS: Suku Bugis merupakan kelompok etnis yang terbesar, selain suku Makassar dan Mandar serta Toraja. (Tangkapan layar google Suku Bugis/koranrb.id)--

Dalam kehidupan kesehariannya, suku Bugis ini masih menjalankan praktek-praktek kepercayaan nenek moyangnya sebelum datangnya ajaran Islam.

BACA JUGA:Keberadaan Suku Gaib di Indonesia, Salah Satunya Adalah Suku Paloh, Ada yang Bisa Terbang

Adapun komunitas dalam masyarakat Bugis yang masih memegang teguh kepercayaan Attoriolog adalah komunitas totolatang di Kabupaten Sidrap dan komunitas Ammatoa Kajang di Bulukumba.

Uniknya dalam suku Bugis, mereka mempunyai bahasa sekaligus aksara tulisannya sendiri. Dimana tidak semua suku di Indonesia yang mempunyai bahasa dan aksara tulisan sendiri.

Suku Bugis memiliki bahasa sendiri, yaitu Bahasa Bugis, dimana ditiap masing-masing wilayah memiliki dialek bahasa sendiri.

Dikutip dari berbagai sumber, Bahasa Bugis ada sekitar 27 dialek, diantaranya Bone, Pangkep, Soppeng, Pinrang, Sinjai dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Menilik 5 Suku Yang Ada di Kepulauan Bangka Belitung, Sejarah dan Adat Istiadatnya Yang Unik

Penutur Bahasa Bugis ternyata tersebar di beberapa daerah lain, seperti kepulauan Seribu Jakarta, Jambi, Kalimantan Selatan dan Timur, Bali, Lampung dan NTB, dimana masing-masing daerah tersebut memiliki ragam dialek yang berbeda-beda.

Aksara Lontara adalah sebutan aksara khusus yang dimiliki suku Bugis. Pada zaman dahulu naskah-naskah yang berisi nasihat dan mantra-mantra ditulis di atas daun lontar. Hai inilah mengapa aksara tersebut disebut dengan aksara lontara.

Dalam perkembangannya, suku Bugis yang awalnya hanya berdomisili di daratan Sulawesi, kemudian merantau ke berbagai wilayah dan negara lain.

BACA JUGA:Kenali 2 Suku di Provinsi Lampung Ini, Sejarah hingga Kebiasaan Adatnya

Dikutip dari berbagai sumber, adapun penyebab suku ini merantau ke berbagai daerah, salah satunya  disebabkan untuk menghindari kesewenangan dari rajanya.

Disebutkan juga pekerjaan suku ini adalah bertani secara tradisional, lalu kemudian mereka memtuskan untuk merantau demi kepentingan ekonomi.

Suku ini dikenal sebagai pelaut yang ulung dan pemberani sejak zaman dahulu. Dengan kapal Phinisinya suku ini menjelajahi Nusantara, bahkan sampai ke Madagaskar.

BACA JUGA:10 Suku Yang Ada di Sumatera Selatan, Sejarah, Bahasa Hingga Adat Istiadatnya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan