Pinjol Lunasi Tunggakan UKT, OJK: Danacita Mesti Transparan

pinjol membayar UKT mahasiswa, OJK minta Danacita menjelaskan polemik ini. Sumber Foto: AyoBandung. --

”Ini berbahaya bagi ekosistem pinjol ke depan karena borrower-nya semakin tidak berkualitas. Pinjaman macet akan didominasi oleh mahasiswa ini,” ucap Nailul Huda.

Sejumlah kampus melakukan kerja sama dengan platform pinjol PT Inclusive Finance Group (Danacita) untuk memudahkan mahasiswa dalam membayar uang kuliah.

Danacita diketahui adalah fintech P2P lending yang ada sejak 2018. Danacita sejak awal memang memfokuskan diri sebagai fintech yang menawarkan pembiayaan di sektor pendidikan. 

Pada tahun pertama diluncurkan, Danacita menegaskan sudah bekerja sama dengan lebih dari seratus lembaga pendidikan tinggi di seluruh Indonesia. Sudah tercatat sebagai platform P2P resmi di OJK

BACA JUGA:Pengalaman Buruk dan Trauma Mereka yang Terjerat Pinjol Ilegal, Kena Mental, Tak Mau Mengulang Lagi

Plt Direktur Jenderal Perguruan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam menyatakan tidak boleh ada anak yang tidak dapat melanjutkan kuliah hanya karena alasan ekonomi.

Ditanya soal kerja sama kampus dengan pinjol, Nizam menekankan agar kampus mencari solusi skema pendanaan yang baik, aman, dan tidak menambah masalah ekonomi mahasiswa. 

‘’Pinjol, seperti banyak diketahui, selama ini membuat penggunanya terjerat utang akibat bunga yang mencekik. Lindungi mahasiswa dari jeratan utang,” tegasnya.

Dalam pembiayaan pendidikan, Nizam mengingatkan, pemerintah telah menyediakan kartu Indonesia pintar (KIP) kuliah

BACA JUGA:Mantan Ketua KONI Kepahiang Didakwa Korupsi, Begini Kronologis Kasusnya

Dia mengatakan bahwa jumlah sasarannya terus bertambah setiap tahun. Hal itu dapat dimanfaatkan dan membantu yang kesulitan biaya kuliah. ”Anggaran KIP kuliah 2023 sebesar Rp 11,7 triliun diberikan kepada 893.005 mahasiswa. Sementara untuk tahun 2024, Rp 13,1 triliun diberikan kepada 964.946 mahasiswa,” sebutnya.

Nizam menyadari, dukungan dari KIP kuliah tidak bisa menutup seluruh biaya kuliah. Maka, dia berharap kampus dapat membantu mahasiswa yang membutuhkan pendanaan melalui gotong royong semua pihak, alumni, atau program corporate social responsibility (CSR).

‘’Mitra dunia usaha dan dunia industry dari CSR nya bisa membantu mahasiswa dari keluarga kurang mampu, namun memiliki prestasi,” katanya.

Juga dukungan dunia perbankan dan keuangan. Namun, dia mengingatkan agar semua itu tidak membebani mahasiswa. 

Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto membenarkan bahwa pihak kampus ITB melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan. Tujuannya membantu pembayaran kuliah bagi para mahasiswanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan